| FAKTOR RISIKO KEJADIAN SKABIES DI PONDOK PASANTREN THAWALIB GUNUNG KOTA PADANG PANJANG TAHUN 2017 | FAKTOR RISIKO KEJADIAN SKABIES DI PONDOK PASANTREN THAWALIB GUNUNG KOTA PADANG PANJANG TAHUN 2017 | | |
|
|
| FAKTOR RISIKO KEJADIAN STROKE USIA DEWASA MUDA(18-40 TAHUN) DI RSU MAYJEN H.A THALIB KABUPATEN KERINCI TAHUN 2019 | FAKTOR RISIKO KEJADIAN STROKE USIA DEWASA MUDA(18-40 TAHUN) DI RSU MAYJEN H.A THALIB KABUPATEN KERINCI TAHUN 2019 | | |
|
|
|
Description:Stroke merupakan penyakit serebrovaskuler yang ditandai dengan kematian jaringanotak yang terjadi karena berkurangnya aliran darah dan oksigen ke otak. Data kejadian stroke di RSU Mayjen H.A Thalib Kabupaten Kerinci ditemukan sebanyak 45 kasus dari bulan januari-mei tahun 2019. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor risiko kejadian stroke di RSU Mayjen H.A Thalib Kabupaten Kerinci Tahun 2019, meliputi pola makan, aktifitas fisik, konsumsi alkohol, kebiasaan merokok. Desain penelitian ini menggunakan studi analitik dengan pendekatan case control. Lokasi penelitian dilakukan di RSU Mayjen H.A Thalib Kabapaten Kerinci pada bulan juli-agustus tahun 2019. Sampel kasus sebanyak 21 kasus didapatkan dengan menggunakan rumus teknik simple random samplingdan sampel kontrol 21 responden yang tidak menderita stroke diambil secara purposive sampling. Data dianalisis dengan menggunakan chi square (CI 95%, α=0,05) Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan pola makan dengan kejadian stroke (p=0,000; OR=57.000). Ada hubungan aktivitas fisik dengan kejadian Stroke (p=0,014; OR=6.250). Tidak ada hubungan konsumsi alkohol dengan kejadian Stroke (p=0,184; OR=6.250), dan ada hubungan kebiasaan merokok dengan kejadian Stroke (p=0,012 OR=6.906). Dapat disimpulkan bahwa pola makan, aktivitas fisik, dan kebiasaan merokok secara statistik berhubungan dan merupakan faktor risiko kejadian stroke (p<0,05). Sedangkan konsumsi alkohol secara statistik tidak berhubungan. Diharapkan rumah sakit agar dapat memberikan informasi kepada penderita stroke bahwa penyebab kejadian stroke bukan hanya satu tapi banyak juga faktor lain, serta cara pengendaliannya agar terhindar dari serangan stroke berulang. Selain itu, diharapkan bagi penderita stroke dan masyarakat agar menjaga pola hidup sehat, menghindari minuman beralkohol dan kebiasaan merokok. [show more]
|
|
FAKTOR RISIKO KEJADIAN STUNTING PADA BALITA
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TIGO BALEH
KOTA BUKITTINGGI
TAHUN 2022 | FAKTOR RISIKO KEJADIAN STUNTING PADA BALITA
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TIGO BALEH
KOTA BUKITTINGGI
TAHUN 2022 | | |
|
|
|
Description:Stunting adalah keadaan pendek menurut umur yang ditandai dengan nilai indeks
tinggi badan atau panjang badan menurut umur (TB/U atau PB/U) kurang dari -2
standar deviasi. Pada tahun 2021, terdapat 231 balita yang mengalami stunting di
Puskemas Tigo Baleh. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Faktor Risiko
Kejadian Stunting Pada Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas Tigo Baleh Kota
Bukittinggi Tahun 2022. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan
menggunakan metode analitik observasional dengan desain cross-sectional. Populasi
dalam penelitian ini adalah ibu yang memiliki balita yang berjumlah 1941 balita
dengan sampel 95 balita. Penelitian ini dilakukan di Wilayah Kerja Puskesmas Tigo
Baleh tahun 2022. Teknik pengambilan sampel mengunakan Purposive Sampling.
Instrumen penelitian yang digunakan adalah kuesiner. Analisis data yang digunakan
adalah analisis univariat dan bivariat dengan uji chi-square Test. Hasil dalam
penelitian ini menunjukan bahwa ASI ekslusif (p = 0,027), berat badan lahir (p = 0,04),
riwayat anemia ibu saat hamil (p = 0,102), pendidikan ibu (p = 0,509), pengetahuan
ibu (p = 0,021), pola asuh ibu (p = 0,346) dan pendapatan keluarga (p = 0,553).
Kesimpulan dalam penelitian ini ada hubungan ASI ekslusif, berat badan lahir dan
pengetahuan ibu dengan kejadian stunting pada balita. Tidak ada hubungan riwayat
anemia ibu saat hamil, pendidikan ibu, pola asuh ibu dan pendapatan keluarga dengan
kejadian stunting pada balita. Saran dalam penelitian ini diharapkan tenaga kesehatan
dapat meningkatkan dalam penyuluhan mengenai stunting, serta pelatihan kader
posyandu balita agar dapat menyebarluaskan informasi tentang faktor risiko stunting. [show more]
|
|
| FAKTOR RISIKO KEJADIAN TUBERCULOSIS DI KOTA BUKITTINGGI TAHUN 2018 | FAKTOR RISIKO KEJADIAN TUBERCULOSIS DI KOTA BUKITTINGGI TAHUN 2018 | | |
|
|
|
Description:Tuberkulosis (TB) merupakan suatu penyakit kronik menular yang disebabkan oleh bakteri Mycrobacterium Tuberculosis. Angka kejadian TB pada tahun 2017 di seluruh dunia adalah sebesar 9,6 juta orang. Prevalensi TB di Indonesia sebesar 1.600.000 dengan estimasi insiden 1.000.000 kasus pertahun. Survey awal yang dilakukan di Kota Bukittinggi tahun 2016-2017 jumlah penderita TB adalah sebanyak 174 orang. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan hubungan pengetahuan, umur, merokok dan kepadatan hunian dengan Faktor Risiko Kejadian Tuberculosis di Kota Bukittinggi Tahun 2018. Metode penelitian kuantitatif dengan desain case control study. Tempat penelitian ini dilakukan di Kota Bukittinggi pada bulan April-Juni tahun 2018. Populasi kasus adalah semua penderita TB yang berada di Kota Bukittinggi tahun 2017 yaitu sebanyak 74 orang. Sampel berjumlah 38 orang (19 kasus+19 kontrol). Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian adalah pada kelompok kasus yaitu Proportional Sampling dan kelompok kontrol Purporsive Sampling kemudian diolah secara komputerisasi. Hasil penelitian dapat diketahui bahwa nilai signifikasi pengetahuan p value 0,021, umur p value 0,040, merokok p value 0,046 dan kepadatan hunian p value 0,032. Hasil analisis bivariat faktor risiko kejadian tuberculosis adalah pengetahuan (OR=6,429), umur (OR=5,926), merokok (OR=5,156) dan kepadatan hunian (OR=7,560). Kesimpulannya adalah Pengetahuan, umur, merokok dan kepadatan hunian merupakan faktor risiko Kejadian Tuberculosis dan secara statistic terdapat hubungan yang bermakna. Disarankan kepada penderita TB selalu minum obat selama 6 bulan tanpa putus dan bagi yang tidak menderita TB selalu menjaga kesehatan seperti pola hidup sehat, memakan makanan yang bergizi serta berolahraga dan bagi pihak puskesmas untuk memberikan penyuluhan satu kali dalam sebulan. [show more]
|
|
FAKTOR RISIKO KEJADIAN TUBERKULOSIS (TB) PARU DIWILAYAH KERJA PUSKESMAS RASIMAH AHMAD DITINJAU DARI FAKTOR
LINGKUNGAN FISIK RUMAH TAHUN 2025
| FAKTOR RISIKO KEJADIAN TUBERKULOSIS (TB) PARU DIWILAYAH KERJA PUSKESMAS RASIMAH AHMAD DITINJAU DARI FAKTOR
LINGKUNGAN FISIK RUMAH TAHUN 2025
| | |
|
|
| FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN INISIASI MENYUSU DINI (IMD) TERHADAP PELAKSANAAN IMD | FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN INISIASI MENYUSU DINI (IMD) TERHADAP PELAKSANAAN IMD | | |
|
|
|
Description:Inisiasi Menyusu Dini merupakan salah satu indikator penting dalam kabupaten Pesisir Selatan
tahun 2018 sebesar 43%. Bidan sebagai tenaga kesehatan yang paling banyak menolong
persalinan sangat berperan penting dalam mensukseskan pelaksanaan IMD. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan pelaksanaan IMD oleh bidan di
kecamatan Batang Kapas kabupaten Pesisir Selatan tahun 2018. Desain penelitian yaitu
penelitian analitik dengan pendekatan cross sectional, dimana variabel dependen diteliti dalam
waktu bersamaan. Pengambilan sampel ini dilakukan sebagian dari populasi dengan jumlah 32
bidan, pengumpulan data dilakukan dengan kuisioner dan wawancara, variabel yang diteliti
terdapat 3 variabel yang memiliki hubungan terhadap pelaksanaan IMD oleh bidan yaitu tingkat
pengetahuan, sikap bidan dan pelatihan oleh bidan. Analisa data dengan uji chis square dengan
derajat kepercayaan 95% (a = 0,05) bila p value ≤0,05. Dari hasil penelitian faktor-faktor yang
mempengaruhi pelaksanaan IMD oleh bidan di kecamatan Batang Kapas kabupaten Pesisir
Selatan adalah pengetahuan (p-value = 0,000), Sikap (p-value = 1,000), pelatihan (p-value=
0,001). Dari hasil analisis data di dapat bahwa pengetahuan dan pelatihan berhubungan dengan
pelaksanaan IMD, Dengan demikian disimpulkan bahwa sikap tidak ada hbungan dengan
pelaksanaan IMD dan pada pengetahuan dan pelatihan memiliki hubungan, saran peneliti
diharapkan perlu diadakan kegiatan pelatihan tentang inisiasi menyusu dini dan dapat
meningkatkan pengetahuan bidan, sikap bidan untuk melaksanakan IMD. [show more]
|
|
FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GUGUAK PANJANG DI BUKITINGGI PADA TAHUN 2025
| FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GUGUAK PANJANG DI BUKITINGGI PADA TAHUN 2025
| | |
|
|
| FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KUNJUNGAN NEONATUS (KN) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUNGAYANG KABUPATEN TANAH DATAR TAHUN 2019 | FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KUNJUNGAN NEONATUS (KN) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUNGAYANG KABUPATEN TANAH DATAR TAHUN 2019 | | |
|
|
|
Description:Neonatus adalah bayi baru lahir sampai dengan usia 28 hari, pada masa tersebut terjadi
perubahan yang sangat besar. Bayi hingga usia kurang satu bulan merupakan golongan umur
yang memiliki resiko gangguan kesehatan paling tinggi dan berbagai masalah kesehatan.
Angka Kematian Bayi adalah jumlah kematian bayi dalam usia 28 hari pertama kehidupan
per 1000 kelahiran hidup. Propinsi Sumatera Barat cakupan kunjungan neonatus (KN)
sebanyak 85,85%. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan
kunjungan neonatus (KN).Jenis penelitian ini adalah analitik dengan rancangan cross
sectional. Variabel pada penelitian ini adalah pengetahuan, sikap, dukungan suami, dan
kunjungan neonatus. Populasi adalah seluruh ibu yang memiliki bayi 1-6 bulan yang
berjumlah 62 orang dengan tehnik pengambilan sampel secara total sampling. Penelitian
dilakukan pada tanggal 9 – 24 September 2019. Data dikumpul dengan menggunakan
kuesioner kemudian diolah dengan sistem komputerisasi dengan teknik analisis chi-squre.
Hasil penelitian menunjukan 56,4% berpengetahuan tinggi, 59,7% bersikap positif, 58,1%
responden ada mendapatkan dukugan suami tentang kunjungan neonatus dan 61,3% angka
kunjungan neonatus ke Puskesmas Sungayang. Ada hubungan pengetahuan responden
dengan kunjungan neonatus, nilai p = 0,001. Ada hubungan sikap responden dengan
kunjungan neonatus, dengan nilai p = 0,000 dan Ada hubungan dukungan suami dengan
kunjungan neonatus, dengan nilai p = 0,000.Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan
bahwa pengetahuan, sikap, dan dukungan suami dapat mempengaruhi tingkat kunjungan
neonatus kepelayanan kesehaan. Disarankan hasil penelitian ini digunakan sebagai
perbandingan dan informasi dalam melakukan penelitian selanjutnya, orang tua untuk selalu
memeriksakan bayinya agar mendapatkan pelayanan dan perawatan neonatus dengan baik. [show more]
|
|
FAKTOR- FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN
TERKONFIRMASI COVID-19 PADA PERAWAT DI
RUANG RAWAT RSUD DR. ACHMAD DARWIS
SULIKI TAHUN 2022 | FAKTOR- FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN
TERKONFIRMASI COVID-19 PADA PERAWAT DI
RUANG RAWAT RSUD DR. ACHMAD DARWIS
SULIKI TAHUN 2022 | | |
|
|
|
Description:
Tenaga medis merupakan salah satu populasi yang berisiko tinggi tertular
covid-19. Data dari WHO menyebutkan per Agustus 2021 swbanyak 572.478
tenaga kesehatan terinfeksi covid-19. Tenaga kesehatan termasuk perawat
merupakan profesi yang secara langsung melakukan interaksi dengan pasien
terkonfirmasi covid-19 sehingga sangat rentan terpapar bahkan tertular penyakit
ini. Tujuan penelitian untuk mengetahui faktor- faktor yang berhubungan dengan
terkonfirmasi covid-19 pada perawat. Metode penelitian analitik dengan
pendekatan retrospektif. Populasi adalah seluruh perawat yang bertugas dalam
memberikan asuhan keperawatan di ruang rawat RSUD dr. Achmad Darwis
Suliki, berjumlah 65 orang. Jumlah sampel 40 orang, diambil secara purposive
sampling. Pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner dan dianalisa
menggunakan uji chi-square. Hasil univariat diketahui 55 % responden
menerapkan protokol kesehatan dengan kurang baik, 100 % memiliki riwayat
kontak, 35 % memiliki komorbid, 77,5 % memiliki riwayat perjalanan ke luar
kota/ daerah dan 70,0 % terkonfirmasi covid-19. Hasil bivariate ada hubungan
protokol kesehatan (p = 0,004 dan OR = 12,5), komorbid (p= 0,003 dan OR =
1,857) dan ada hubungan riwayat perjalanan dengan terkonfirmasi covid-19 (p =
0,012 dan OR = 8,333). Disimpulkan bahwa factor yang paling berhubungan
dengan terkonfirmasi positif pada perawat adalah penerapan protocol kesehatan.
Saran kepada petugas agar menerapkan protokol kesehatan dengan baik
dimanapun berada, terutama bagi responden yang memiliki komorbid dan juga
saat memberikan asuhan keperawatan di rumah sakit, serta saat melakukan
perjalanan ke luar kota/ daerah. [show more]
|
|
| FAKTOR- FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN MUSCULOSKELETAL DISORDERS PADA PERAWAT DI RUMAH SAKIT OTAK DR. Drs. M. HATTA BUKITTINGGI TAHUN 2025 | FAKTOR- FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN MUSCULOSKELETAL DISORDERS PADA PERAWAT DI RUMAH SAKIT OTAK DR. Drs. M. HATTA BUKITTINGGI TAHUN 2025 | | |
|
|