| FAKTOR RESIKO KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) PADA MASYARAKAT DI KOTA BUKITTINGGI TAHUN 2025 | FAKTOR RESIKO KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) PADA MASYARAKAT DI KOTA BUKITTINGGI TAHUN 2025 | | |
|
|
| FAKTOR RESIKO KEJADIAN DIABETES MELLITUS TIPE II PADA LANSIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MANDIANGIN KOTA BUKITTINGGI TAHUN 2017 | FAKTOR RESIKO KEJADIAN DIABETES MELLITUS TIPE II PADA LANSIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MANDIANGIN KOTA BUKITTINGGI TAHUN 2017 | | |
|
|
|
Description:Diabetes Mellitus Tipe II sering ditemukan pada wanita dibandingkan pria, pada usia>30 tahun, penyakit ini dapat menyebabkan kematian jika tidak segera diobati. Data dari Dinas Kesehatan Kota Bukittinggi, Diabetes Mellitus Tipe II merupakan 10 penyakit terbanyak padatahun 2016 yaitu 2327 kasus. Jumlah kasus DM Tipe II di Wilayah Kerja Puskesmas Mandiangin tahun 2016 (januari-desember) sudah mencapai 61 kasus. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui factor risiko kejadian Diabetes Mellitus Tipe II pada lansia di Wilayah Kerja Puskesmas Mandiangin. Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian Analitik dengan menggunakan pendekatan studi“Case Control”. Penelitian dimulai dari Juli – September 2017 di Wilayah Kerja Puskesmas Mandiangin Kota Bukittinggi. Populasi penelitian sebesar 61kasus dengan jumlah sampel 42, yaitu 21 kasusdan 21 kontrol, menggunakan teknik Simple Random Sampling pada kelompok kasus dan Purposive Sampling pada kelompok kontrol. Analisis yang digunakan adalah analisis Univariat dan Bivariat dengan menggunakan Chi-Square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara Riwayat Keluarga dengan kejadian DM Tipe II dengan nilai (p=0,000) dan OR=19.000, ada hubungan antara Obesitas dengan kejadian DM Tipe II dengan nilai (p=0,015) dan OR=8.636, tidak ada hubungan antara Merokok dengan kejadian DM Tipe II dengannilai (p=1,000) dan OR=1.000, tidak ada hubungan antara Jenis Kelamin dengan kejadian DM Tipe II dengan nilai (p=0,505) dan OR=1.969. Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa factor riwayat keluarga dan factor obesitas mempunyai hubungan bermakna dengan kejadian Diabetes Mellitus Tipe II. Oleh karena itu disarankan kepada Puskesmas Mandiangin untuk melakukan upaya pencegahan dan penanggulangan berupa peningkatan motivasi dan kesadaran masyarakat tentang gaya hidup sehat melalui penyuluhan, dan meningkatan program promosi kesehatan tentang faktor resiko kejadian diabetes mellitus tipe II. [show more]
|
|
FAKTOR RESIKO KEJADIAN PNEUMONIA PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUKAMENANTI KABUPATEN PASAMAN BARAT
TAHUN 2025
| FAKTOR RESIKO KEJADIAN PNEUMONIA PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUKAMENANTI KABUPATEN PASAMAN BARAT
TAHUN 2025
| | |
|
|
FAKTOR RESIKO KEJADIAN TUBERCULOSIS (TB) PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PEGANGBARU KECAMATAN PADANG GELUGUR
KABUPATEN PASAMANTAHUN 2025
| FAKTOR RESIKO KEJADIAN TUBERCULOSIS (TB) PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PEGANGBARU KECAMATAN PADANG GELUGUR
KABUPATEN PASAMANTAHUN 2025
| | |
|
|
| FAKTOR RESIKO KEJADIAN TUBERCULOSIS PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TIAKAR KOTA PAYAKUMBUH TAHUN 2020 | FAKTOR RESIKO KEJADIAN TUBERCULOSIS PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TIAKAR KOTA PAYAKUMBUH TAHUN 2020 | | |
|
|
|
Description:Penyakit Tuberculosis merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh Mycobacterium Tuberculosis dan penyakit TB Paru masih merupakan masalah kesehatan masyarakat yang perlu diwaspadai.Jumlah kasus baru TB di Indonesia sebanyak 845.000 kasusu dan di Sumatera Barat Kota Payakumbuh urutan nomor lima teratas sebanyak 180 kasus dan Puskesmas Tiakar masuk urutan ketiga tertinggi kasus TB di Kota Payakumbuh. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor resiko kejadian Tuberkulosis paru di wilayah kerja Puskesmas tiakar kota payakumbuh. Metode penelitaian ini adalah observasional analitik dengan desain penelitian case control study. Sampel pada penelitian berjumlah 62 yang terdiri dari 31 sampel kasus dan 31 sampel kontrol. Variabel dependen adalah kejadian TB Paru dan variabel independen kebiasaan buang dahak sembarangan , kebiasaan merokok, kebiasaan tidak membuka jendela dan kepadatan hunian. Data primer dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner dianalisis secara univariat dan bivariat dengan uji chi-square, dengan tingkat kepercayaan 95%, p 1. Hasil uji statistik dengan chi-square menunjukkan bahwa faktor resiko yang berhubungan dengan penyakit TB paru adalah kebiasaan buang dahak sembarangan (p-value 0,002 dan OR 3,870), Kebiasaan meroko (nilai p- value 0,001 dan OR 0,139), Kebiasaan Membuka Jendela (p-value 0,000 dan OR 14,950), dan kepadatan hunian (p-value 0,000 dan OR 11,979). Dari penelitian diatas dapat disimpulkan bahwa kebiasaan buang dahak sembarangan, kebiasaan merokok, kebiasaan membuka jendela, dan kepadatan hunian merupakan faktor resiko yang berhubungan dengan penyakit tuberculosis. Disarankan kepada masyarakat untuk lebih menerapkan prilaku hidup sehat dan lebih meningkatkan kewaspadaan dengan meperhatikan faktor-faktor penyebab TB paru. [show more]
|
|
| FAKTOR RESIKO KEJADIAN TUBERKULOSIS PARU DI KOTA BUKITTINGGI TAHUN 2025 | FAKTOR RESIKO KEJADIAN TUBERKULOSIS PARU DI KOTA BUKITTINGGI TAHUN 2025 | | |
|
|
FAKTOR RISIKO KEJADIAN STUNTING DI WILAYAH
KERJA PUSKESMAS TIAKAR KOTA PAYAKUMBUH
TAHUN 2023 | FAKTOR RISIKO KEJADIAN STUNTING DI WILAYAH
KERJA PUSKESMAS TIAKAR KOTA PAYAKUMBUH
TAHUN 2023 | | |
|
|
|
Description:Stunting merupakan status gizi yang berkaitan dengan indeks PB/U atau TB/U
dalam standar antropometri penilaian status gizi anak, dimana hasil pengukuran
tersebut berada di ambang batas (Z-Score) <-2 SD sampai dengan -3 SD (Stunted) dan
<-3 SD (sangat pendek/severely stunted). Tujuan penelitian ini untuk melihat Apa saja
Faktor Risiko Kejadian Stunting Di Wilayah Kerja Puskesmas Tiakar Kota
Payakumbuh Tahun 2023.
Jenis penelitian kuantitatif. Dengan pendekatan case controlPenelitian telah
dilakukan pada bulan Desember-Februari 2023, diwilayah kerja Puskesmas Tiakar Kota
Payakumbuh. Jumlah populasi yaitu 48 anak, dengan jumlah sampel sebanyak 24 anak
stunting dan 24 anak Normal (tidak stunting)
Hasil penelitian adalah ibu yang tidak memberikan Asi Eksklusif lebih banyak
dibandingkan dengan yang memberikan Asi Eksklusif yaitu 16 (66,7%);riwayat
penyakit infeksi lebih banyak pada balita yang mengalami stunting yaitu 14 (58,3%);
sanitasi lingkungan yang tidak memenuhi syarat pada balita yang mengalami stunting
yaitu 12 (50%); pendidikan ibu yang rendah lebih banyak pada balita mengalami
stunting yaitu 18 (75%). Ada hubungan antara asi eksklusif p=0,004 OR (2.500);
penyakit infkesi p-0,020 OR(7.857); pendidikan ibu =0,009 OR (6.000);dan tidak ada
hubungan sanitasi lingkungan p=0238 terhadap kejadian stunting
Disimpulkan bahwa terdapat hubungan riwayat penyakit infeksi,pendidikan
ibu. ASI Eksklusif dengan kejadian stunting. Dan tidak ada hubungan sanitasi
lingkungan dengan kejadian stunting. Diharapkan Tenaga Kesehatan terkait dapat
untuk tetap selalu memberikan penyuluhan kepada ibu balita tentang bagaimana
penanganan serta pencegahan stunting dan juga penyebab dari kejadian stunting pada
balita dan selalu memonitoring perkembangan dan pertumbuhan balita demi
pencegahan terjadinya stunting pada anak, selalu mengingatkan untuk pemberian ASI
ekslusif dan peran penting ASI untuk balita. [show more]
|
|
FAKTOR RISIKO KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) PADA MASYARAKAT WILAYAH KERJA PUSKESMAS TAROK
| FAKTOR RISIKO KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) PADA MASYARAKAT WILAYAH KERJA PUSKESMAS TAROK
| | |
|
|
| FAKTOR RISIKO KEJADIAN KANKER PAYUDARA PADA WANITA LANSIA DI RSUD ACHMAD MOCHTAR BUKITTINGGI TAHUN 2016 | FAKTOR RISIKO KEJADIAN KANKER PAYUDARA PADA WANITA LANSIA DI RSUD ACHMAD MOCHTAR BUKITTINGGI TAHUN 2016 | | |
|
|
|
Description:Kanker payudara adalah penyakit yang bersifat ganas akibat tumbuhnya sel- sel abnormal di payudara bisa berasal dari kelenjar susu atau jaringan penunjang seperti lemak dan syaraf. Menurut UU No.13 tahun 1998 yang dikatakan usia lanjut adalah seseorang yang telah mencapai usia 45-60 tahun. Survei awal yang dilakukan di RSUD Achmad Mochtar berdasarkan observasi data Rekam Medik pasien usia ≥ 45 tahun kanker payudara tahun 2015-2016 sebanyak 372 orang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Faktor Risiko kejadian Kanker Payudara Pada Wanita Lansia. Metode penelitian studi analitik dengan pendekatan case control, dilaksanakan di Poli Bedah dan Ruang Rawat Inap Bedah RSUD Achmad Mochtar Bukittinggi pada bulan Juli 2017. Populasi kasus adalah lansia menderita kanker payudara tercatat di data Rekam medik tahun 2016 sebanyak 61 orang. Sampel berjumlah 42 (21 kasus+ 21 kontrol), sampel kasus diambil secara accidental sampling yang kemudian diolah secara komputerisasi. Hasil penelitian diketahui 14,3% kasus mengalami obesitas, 95,2% kasus memiliki riwayat keluarga kanker payudara, 81 % kasus usia menarche <12 tahun dan 90,5% kasus menggunakan Kb hormonal ≥ 5 tahun. Hasil analisa bivariat faktor risiko kejadian kanker payudara pada wanita lansia adalah riwayat keluarga (OR= 15) usia menarche (OR=8,5), dan penggunaan kb hormonal (OR=15,438). Kesimpulannya adalah riwayat keluarga, usia menarche dan penggunaan Kb hormonal merupakan faktor risiko kejadian kanker payudara dan secara statistik terdapat hubungan yang bermakna. Disarankan kepada pihak Rumah Sakit untuk memberikan konseling dan penyuluhan kepada pasien wanita yang memeriksakan dirinya ke Poli Bedah tentang pentingnya upaya pencegahan kanker payudara. [show more]
|
|
FAKTOR RISIKO KEJADIAN SECTIO CAESAREADI RSUD DR. ACHMAD MOCHTARBUKITTINGGI TAHUN 2025
| FAKTOR RISIKO KEJADIAN SECTIO CAESAREADI RSUD DR. ACHMAD MOCHTARBUKITTINGGI TAHUN 2025
| | |
|
|