FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN PRE-
EKLAMSIA PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DI PUSKESMAS KOTO BARU KABUPATEN PESISIR SELATAN TAHUN 2019 | FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN PRE-
EKLAMSIA PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DI PUSKESMAS KOTO BARU KABUPATEN PESISIR SELATAN TAHUN 2019 | | |
|
|
Description:Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan indikator utama derajat kesehatan masyarakat.
AKI di Provinsi Sumatera Barat adalah 212 per 100.000 kelahiran hidup. Penyebab langsung
yaitu perdarahan (42%), eklamsia/pre-eklamsia (30%), abortus (11%), infeksi (10%), partus
lama/persalinan macet (9%) dan penyebab lain multipara, obesitas, riwayat pre-eklamsia.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pre-eklamsia pada
ibu hamil trimester III di Puskesmas Koto Baru Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2019.
Penelitian ini menggunakan desain analitik menggunakan cross secsional, jumlah populasi
32 orang dan jumlah sampel 32 orang, peneliti menjadikan semua populasi menjadi sampel
penelitian. Hasil penelitian lebih dari sebagian 56,2% mengalami pre-eklamsia, lebih dari
sebagian (65,6%) memiliki umur yang tidak beresiko, sebagian besar (75,0%) memiliki
paritas yang tidak beresiko dan lebih dari sebagian (56,2%) memiliki berat badan yang
beresiko. Hasil analisis bivariat terdapat adanya hubungan umur, paritas dan berat badan
terhadap kejadian pre-eklamsia pada ibu hamil trimester III di Puskesmas Koto Baru
Kabupaten Pesisir Selatan. Untuk itu diharapkan kepada masyarakat untuk dapat
memeriksakan dirinya kepada pelayanan kesehatan agar dapat mengetahui kesehatannya
sejak dini dalam kehamilan dengan melakukan kunjungan K1 dan K4. Untuk tenaga
kesehatan dapat melakukan pendekatan-pendekatan agar ibu hamil dapat termotivasi dalam
melakukan pemeriksaan kehamilan. [show more]
|
|
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN TB
PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GULAI BANCAH KOTA
BUKITTINGGI TAHUN 2023 | FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN TB
PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GULAI BANCAH KOTA
BUKITTINGGI TAHUN 2023 | | |
|
|
Description:Tuberkulosis merupakan masalah kesehatan global yang merupakan salah satu dari 10
penyebab kematian di seluruh dunia, lebih dari 95% kematian akibat TBC terjadi di
negara-negara berpendapatan rendah dan menengah, termasuk Indonesia. Jumlah
kasus TBC paru di Indonesia diperkirakan mencapai 1.020.000 kasus TBC baru per
tahun dengan 100.000 kematian per tahun. Tujuannya untuk menjelaskan faktor-faktor
yang berhubungan dengan kejadian TBC paru. Penelitian ini merupakan penelitian
deskriptif dengan menggunakan desain penelitian case control. Populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh pasien yang berkunjung ke ruang TB Paru Puskesmas
Gulai Bancah yang berjumlah 54 orang. Metode pengambilan sampel dalam penelitian
ini dilakukan dengan cara Accidental Sampling. Lokasi penelitian berada di wilayah
kerja Puskesmas Gulai Bancah Kecamatan Gulai Bancah Kota Bukittinggi yang
dilaksanakan pada bulan Juli 2023. %). Hasil penelitian adalah jenis lantai tidak dapat
dianalisis dengan uji chi square, terdapat hubungan dan besaran risiko terhadap
intensitas pencahayaan (p: 0.029, OR: 0.250), kelembaban (p: 0.835, OR: 1.125 ), dan
hasil analisis menunjukkan tidak ada hubungan antar perilaku. merokok (p: 0,784, OR:
0,856). Kesimpulan dari penelitian ini adalah tidak terdapat hubungan antara
kelembaban udara dan perilaku merokok dengan kejadian tuberkulosis paru dan
terdapat hubungan yang bermakna antara intensitas pencahayaan. Disarankan kepada
masyarakat untuk memperhatikan faktor lingkungan fisik rumah terutama intensitas
pencahayaan dan kelembaban udara yang tidak memenuhi syarat untuk mencegah
penularan penyakit TBC paru.. [show more]
|
|
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN TUBERKULOSIS PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SANGGARAN AGUNG TAHUN 2021 | FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN TUBERKULOSIS PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SANGGARAN AGUNG TAHUN 2021 | | |
|
|
Description:Kematian akibat tuberkulosis masih menempati peringkat ke-10 penyebab
kematian tertinggi di Dunia pada tahun 2016 berdasarkan laporan WHO. kemungkinan
terjadi karena laki-laki lebih terpapar pada faktor risiko TBC misalnya merokok dan
kurangnya ketidak patuhan minum obat. Survei ini menemukan bahwa dari seluruh
responden laki-laki yang merokok sebanyak 68,5% dan hanya 3,7% responden perempuan
yang merokok. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan
dengan kejadian Tuberkulosis Paru di wilayah kerja Puskesmas Sanggaran Agung tahun
2021. Desain dalam penelitian ini adalah Deskriptif Kolerasi yang merupakan suatu metode
penelitian yang dilakukan dengan mengumpulkan informasi mengenai status yang
berhubungan mengenai suatu gejala yang ada, dengan pendekatan Cross sectional study.
populasi dalam penelitian ini adalah seluruh suspek tuberkulosis paru yang ada di Wilayah
Kerja Puskesmas Sanggaran Agung kab. Kerinci dengan besa sampel yang ditetapkan
dengan rumus Slovin sebanyak 50 responden, data diperoleh melalui lembar kuesioner.
Analisa menggunakan Uji Chi Square. Dari hasil penelitian didapatkan faktor kepadatan
hunian mempunyai hubungan bermakna dengan kejadian TB Paru. Hasil analisis statistik
diperoleh nilai P= 0,021 lebih kecil dari alfa=0,05.Faktor kontak serumah mempunyai
hubungan bermakna dengan kejadian TB Paru. Hasil analisis statistik diperoleh nilai P=
0,023 lebih kecil dari alfa 0,05. Faktor kebiasaan merokok tidak mempunyai hubungan
bermakna dengan kejadian TB Paru. Hasil analisis statistik diperoleh nilai P=0,161 lebih
besar dari alfa=0,05. Dengan penelitian ini diharapkan peran serta dan kerja sama dari
masyarakat dan petugas puskesmas dalam upaya peningkatan derajat kesehatan melalui
penyuluhan kesehatan kepada masyarakat untuk menghindari penularan penyakit [show more]
|
|
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEKAMBUHAN ASMA PADA PASIEN ASTHMA BRONCHIALE DI POLIKLINIK PARU RSUD SAWAHLUNTO TAHUN 2020 | FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEKAMBUHAN ASMA PADA PASIEN ASTHMA BRONCHIALE DI POLIKLINIK PARU RSUD SAWAHLUNTO TAHUN 2020 | | |
|
|
Description:Asma merupakan penyakit saluran pernapasan akut dengan angka kekambuhan
yang cukup tinggi.Berdasarkan survey di lapangan pasien yang datang kembali
dengan kekambuhan asma memiliki tingkat pengetahuan, sikap yang berbeda
serta faktor lingkungan yang menjadi pencetus utama kekambuhan asma.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan
kekambuhan asma pada pasien asthma bronchiale. Metode penelitian analitik
dengan pendekatan cross sectional study. Penelitian dilakukan di Poliklinik Paru
RSUD Sawahlunto pada bulan Januari 2020. Jumlah sampel 59 orang dan data
dikumpulkan menggunakan kuisioner. Pengolahan dan analisa data dilakukan
secara komputerisasi menggunakan uji chi-squarexon. Hasil univariat didapatkan
54,2% responden memiliki tingkat pengetahuan rendah, 55,9% responden
memiliki sikap kurang terhadap kekambuhan asma, 76,2% responden memiliki
hubungan dengan lingkungan terhadap kekambuhan asma serta 74,5% ditemukan
frekuensi kekambuhan asma dari seluruh responden yang ada. Hasil bivariat
didapatkan ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan, sikap dan
lingkungan dengan kekambuhan asma di Poliklinik Paru RSUD Sawahlunto
dengan nilai p<0,05. Diharapkan pemberian pendidikan kesehatan kepada klien
asma yang berkunjung ke rumah sakit melalui penyebaran poster, leaflet serta
penyuluhan dan pengarahan tentang faktor-faktor yang menyebabkan asma
bronchial agar masyarakat mengetahui cara mencegah terjadinya penyakit asma [show more]
|
|
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEKAMBUHAN PENYAKIT REUMATOID ARTHRITIS PADA LANSIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SILAPING PASAMAN BARAT TAHUN 2021 | FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEKAMBUHAN PENYAKIT REUMATOID ARTHRITIS PADA LANSIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SILAPING PASAMAN BARAT TAHUN 2021 | | |
|
|
Description:Rheumatoid Arthritis merupakan penyakit yang relatif sering terjadi seluruh
dunia.Menurut World Health Organization (WHO) tahun 2015 sebanyak 165 juta jiwa
di dunia menderita penyakit rheumatoid arthritis dengan prevalensi antara 0,3-
0,5%.Kekambuhan Rheumatoid Arthritissering terjadi berulang yang dialami oleh
penderita melebihi satu kali dengan kualitas yang sering terjadi dan biasanya bersifat
tidak menyenangkan. Tujuan penelitian untuk mengetahui faktor- faktor yang
berhubungan dengan kekambuhan penyakit Reumatoid Arthritis pada lansia di wilayah
kerja puskesmas Silaping tahun 2021. Penelitian yang bersifat deskriptif analitik dengan
menggunakan metode cross sectional. Penelitian telah dilakukan pada tanggal 8 sampai
20 Februari tahun 2021. Populasi pada penelitian adalah seluruh lansia penderita
Reumatoid Arthritis dari bulan Oktober sampai Desember 2020 di puskesmas Silaping
sebanyak 220 orang dan Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian
ini adalah accidental sampling berjumlah 69 orang. Data dikumpulkan menggunakan
kuesioner kemudian data diolah secara komputerisasi dengan uji Chi-square.
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan (55,1%) responden ada faktor genetik,
(59,4%) responden mempunyai pola aktivitas ringan, (53,6 %) responden mempunyai
pola makan tidak baikdan (59,4%) responden menyatakan Reumatoid Arthritis sering
kambuh. Ada hubungan antara genetik (p value = 0,000), pola aktivitas (p value = 0,000)
dan pola makan (p value = 0,000) dengan kekambuhan rematik. Dapat disimpulkan
terdapat hubungan genetik, pola aktivitas dan pola makan dengan kekambuhan
rheumatoid arthritis. Disarankan kepada petugas puskesmas Silaping memberikan
informasi langsung kepada masyarakat tentang pencegahan kekambuhan penyakit
rematik sejak dini dan bahaya penyakit bila tidak ditangani.Informasi tersebut dapat
diberikan dengan melakukan penyuluhan kesehatan kepada seluruh masyarakat secara
langsung.
[show more]
|
|
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEKAMBUHAN PENYAKIT REUMATOID ARTHRITIS PADA LANSIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SILAPING PASAMANBARAT TAHUN 2021 | FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEKAMBUHAN PENYAKIT REUMATOID ARTHRITIS PADA LANSIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SILAPING PASAMANBARAT TAHUN 2021 | | |
|
|
Description:Rheumatoid Arthritis merupakan penyakit yang relatif sering terjadi seluruh
dunia.Menurut World Health Organization (WHO) tahun 2015 sebanyak 165 juta jiwa
di dunia menderita penyakit rheumatoid arthritis dengan prevalensi antara 0,3-
0,5%.Kekambuhan Rheumatoid Arthritissering terjadi berulang yang dialami oleh
penderita melebihi satu kali dengan kualitas yang sering terjadi dan biasanya bersifat
tidak menyenangkan. Tujuan penelitian untuk mengetahui faktor- faktor yang
berhubungan dengan kekambuhan penyakit Reumatoid Arthritis pada lansia di wilayah
kerja puskesmas Silaping tahun 2021. Penelitian yang bersifat deskriptif analitik dengan
menggunakan metode cross sectional. Penelitian telah dilakukan pada tanggal 8 sampai
20 Februari tahun 2021. Populasi pada penelitian adalah seluruh lansia penderita
Reumatoid Arthritis dari bulan Oktober sampai Desember 2020 di puskesmas Silaping
sebanyak 220 orang dan Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian
ini adalah accidental sampling berjumlah 69 orang. Data dikumpulkan menggunakan
kuesioner kemudian data diolah secara komputerisasi dengan uji Chi-square.
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan (55,1%) responden ada faktor genetik,
(59,4%) responden mempunyai pola aktivitas ringan, (53,6 %) responden mempunyai
pola makan tidak baikdan (59,4%) responden menyatakan Reumatoid Arthritis sering
kambuh. Ada hubungan antara genetik (p value = 0,000), pola aktivitas (p value = 0,000)
dan pola makan (p value = 0,000) dengan kekambuhan rematik. Dapat disimpulkan
terdapat hubungan genetik, pola aktivitas dan pola makan dengan kekambuhan
rheumatoid arthritis. Disarankan kepada petugas puskesmas Silaping memberikan
informasi langsung kepada masyarakat tentang pencegahan kekambuhan penyakit
rematik sejak dini dan bahaya penyakit bila tidak ditangani.Informasi tersebut dapat
diberikan dengan melakukan penyuluhan kesehatan kepada seluruh masyarakat secara
langsung.
[show more]
|
|
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELENGKAPAN
VAKSIN COVID-19 PADA WISATAWAN KINANTAN ZOO DI KOTA
BUKITTINGGI TAHUN 2022 | FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELENGKAPAN
VAKSIN COVID-19 PADA WISATAWAN KINANTAN ZOO DI KOTA
BUKITTINGGI TAHUN 2022 | | |
|
|
Description:Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) adalah penyakit menular yang di sebabkan
oleh Severe Acute Respiratori Syndrome Coronavirus 2 (SARS-CoV-2). Vaksin diartikan
sebagai produk biologi yang mengandung antigen berupa mikroorganisme yang sudah
mati atau yang telah dilemahkan untuk diberikan kepada seseorang agar menyebabkan
kekebalan spesifik pada tubuh untuk melawan penyakit. Pada tanggal 20 april 2022
capaian vaksinasi dosis pertama telah mencapai 109,93% dari target. Sementara dosis
kedua telah mencapai 75,74% dan dosis ketiga mencapai 6,28%. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kelengkapan Vaksin
Covid-19 Pada Wisatawan Kinantan Zoo Di Kota Bukittinggi tahun 2022. Metode pada
Penelitian ini menggunakan metode Analitik dengan pendekatan studi cross sectional.
Penelitian dilakukan pada bulan Juli sampai September di Kinantan Zoo Kota
Bukittinggi. Populasi dalam penelitian ini sebanyak 618.018 responden. Sampel dalam
penelitian ini sebanyak 80 responden dengan teknik Accidental Sampling. Hasil uji
statistik bivariat menyatakan ada faktor-faktor yang berhubungan dengan kelengkapan
vaksin pada Wisatawan Kinantan Zoo yaitu pengetahuan dengan kelengkapan vaksin
Covid-19 diperoleh nilai p 0,017 (p>0,05), dan paparan media sosial dengan
kelengkapan vaksin Covid-19 diperoleh nilai p 0,003 (p>0,05). Kesimpulan dalam
penelitian ini adalah terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan, dan paparan
media sosial dengan kelengkapan vaksin Covid-19 pada Wisatawan Kinantan Zoo di
Kota Bukittinggi Tahun 2022. Saran dalam penelitian ini kepada Dinas Pariwisata
diharapkan agar meningkatkan pemahaman dan kepercayaan wisatawan terhadap vaksin
covid-19 dengan cara memberikan edukasi seperti leflet dan selebaran tentang vaksinasi
covid-19 ditempat-tempat wisata yang ada di Bukittinggi. [show more]
|
|
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN
MINUM OBAT HIPERTENSI PADA LANSIA
DI PUSKESMAS RAMBATAN II
TAHUN 2024 | FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN
MINUM OBAT HIPERTENSI PADA LANSIA
DI PUSKESMAS RAMBATAN II
TAHUN 2024 | | |
|
|
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN PENDERITA TB PARU DALAM MENJALANI PENGOBATAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RAO KABUPATEN PASAMAN TAHUN 2018 | FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN PENDERITA TB PARU DALAM MENJALANI PENGOBATAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RAO KABUPATEN PASAMAN TAHUN 2018 | | |
|
|
Description:Tuberkulosis (TB) adalah penyakit infeksi menular langsung yang disebabkan oleh Mycrobacterium Tuberculosis. Insiden TB di Dunia bervariasi antara 275 kasus/100.000 penduduk/tahun. Angka kejadian TB di Indonesia sebanyak 102 per 100.000 penduduk. Angka insidensi kasus TB paru yakni 100,7 per 100.000 penduduk. Survei awal yang dilakukan oleh peneliti di Wilayah Kerja Puskesmas Rao Kabupaten Pasaman pada tahun 2017, didapatkan terdapat 109 penderita yang sedang menjalani pengobatan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui Faktor-faktor yang berhubungan dengan kepatuhan penderita TB paru dalam menjalani pengobatan di Wilayah Kerja PuskesmasRao Kabupaten Pasaman Tahun 2018. Metode penelitian menggunakan metode Deskriptif Analitik dengan desain pendekatan Cross Sectional, Penelitian dimulai pada bulan Maret- Juli 2018 di wilayah kerja Puskesmas Rao Kabupaten Pasaman. Populasi dalam penelitian ini sebanyak 109 responden. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 52 respondendengan tehnik Proporsional Random Sampling,kemudian data diolah menggunakan uji Chi Square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuandiperoleh nilai p 0,002 (p < 0,05), peran petugas kesehatan diperoleh nilai p 0,469 (p > 0,05),dukungan keluarga diperoleh nilai p 0,021 (p < 0,05), peran PMO diperoleh nilai p 0,002 (p < 0,05) Dapat disimpulkan bahwa pengetahuan,dukungan keluarga,Dukungan PMO,Peran petugas kesehatan secara statistik tidak terdapat hubungan yang bermakna diwilayah kerja Puskesmas Rao Kabupaten Pasaman pada tahun 2018. Saran dari penelitian ini tertuju kepada pihak puskesmas, agar lebih mendukung,mengingatkan dan memberikan pengetahuan tentang manfaat dari kepatuhan mengkonsumsi OAT kepada seluruh penderita TB yang tercatat berobat di Puskesmas Rao Kabupaten Pasaman. [show more]
|
|
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KETEPATAN
PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING AIR SUSU IBU
PADA BAYI USIA 6-24 BULAN DI POSYANDU DESA
UKUI KABUPATEN PELALAWAN TAHUN 2023 | FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KETEPATAN
PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING AIR SUSU IBU
PADA BAYI USIA 6-24 BULAN DI POSYANDU DESA
UKUI KABUPATEN PELALAWAN TAHUN 2023 | | |
|
|
Description:ABSTRACT
One of the causes of nutritional problems in Indonesia was the provision of MP-ASI that was
not appropriate and safe, based on the results of the SSGI survey on the provision of MP-ASI
in Indonesia, the presentation of infants who received MP-ASI > 6 months in 2022 was 47.7%,
which data has not reached the target of the achievement strategy for Indonesia of 90%.
According to WHO, approximately 1.5 million children die due to breastfeeding, while some
mothers give complementary foods not accompanied by breast milk which actually contains
the right main nutrients for children. The factors that influence the complementary feeding of
breast milk include education, knowledge, employment, and exposure to information.
Objective: Knowing the factors related to the accuracy of complementary feeding of breast
milk for infants aged 6-24 months at the integrated service post of Ukui Village, Pelalawan
Regency in 2023. Type of quantitative research with cross sectional study approach. The
population in this study was all mothers who had babies aged 6-24 months, which was 180
people Sample return using Purposive sampling technique with a total sample of 64 mothers.
The tool use for data collection was a questionnaire with Chi-Square analytical test. The
research will be conducted between August-September 2023 in the integrated service post area
of Ukui Village, Pelalawan Regency. From the results of univariate analysis, statistical test
results were obtained 57.8% of respondents with the accuracy of MP-ASI correctly, 39.1% of
respondents had secondary education, 46.9% of respondents with a good level of knowledge,
76.6% of respondents did not work, 73.4% of respondents were exposed to information about
MP-ASI. From the results of bivariate analysis, there is a relationship between education,
knowledge, employment, exposure to information and the accuracy of breastfeeding. It was
expected that the baby's MP-ASI must be given appropriately so that optimal growth and
development. [show more]
|
|