2794 items found
No search filters
Identifier Title Type Subject
PERBANDINGAN PEMBERIAN AIR JAHE DENGAN AIR KELAPA MUDA TERHADAP NYERI HAID PADA REMAJA PUTRI DI SMP BAM TANJUNG PANGKA KABUPATEN PASAMAN BARATPERBANDINGAN PEMBERIAN AIR JAHE DENGAN AIR KELAPA MUDA TERHADAP NYERI HAID PADA REMAJA PUTRI DI SMP BAM TANJUNG PANGKA KABUPATEN PASAMAN BARAT
Description: Nyeri haid terjadi karena peningkatan sekresi prostaglandin F2 alfa pada fase luteal siklus menstruasi. Salah satu dampak nyeri haid pada remaja akan menggangu aktivitas belajar mengajar. Nyeri haid dapat ditangani dengan manajemen nyeri non farmakologi seperti pemberian air jahe dan air kelapa muda. Air jahe mengandung aleorosin anti rematik, anti inflamsi, dan analgesik yang dapat menghambat kerja enzim di siklus Cyclooxygenase (COX) dan kadar prostaglandin sedangkan air kelapa muda mengandung kalsium, magnesium dan vitamin C yang dapat mengurangi ketegangan otot dan mengurangi rasa sakit serta memperlancar proses peluruhan endometrium. Penelitian ini bertujuan untuk melihat perbandingan pemberian air jahe dengan air kelapa muda terhadap penurunan nyeri haid pada remaja putri di SMP BAM Tanjung Pangka Kabupaten Pasaman Barat. Jenis penelitian ini Quasy Eksperiment dengan rancangan Two group desiental. Populasi adalah semua remaja putri berjumlah 70 orang di sekolah. Pengambilan sampel menggunakan teknik quasi experiment dengan jumlah 9 orang untuk air jahe dan 9 orang untuk air kelapa muda. Pengumpulan data menggunakan lembar observasi. Analisis univariat menunjukkan rata-rata nyeri sebelum diberikan air jahe adalah 5,89 dan air kelapa muda 5,89. Rata-rata nyeri menstruasi sesudah diberikan air jahe adalah 4,11dan air kelapa muda adalah 4,33. Hasil analisis Bivariat didapatkan perbandingan pemberian air jahe sebelum dan sesudah terhadap nyeri haid pada remaja putri (p = 0,001), didapatkan perbandingan pemberian air kelapa muda sebelum dan sesudah terhadap nyeri haid pada remaja putri (p = 0,005), dan perbandingan pemberian air jahe dengan air kelapa muda terhadap nyeri haid) pada remaja putri (p = 0,555). Disimpulkan bahwa ada perbandingan pemberian air jahe dengan air kelapa muda terhadap nyeri haid pada remaja putri, maka diharapkan kepada pihak sekolah hendaknya melakukan kerja sama dengan tenaga kesehatan untuk memberikan penyuluhan pada remaja putri yang mengalami nyeri haid untuk mencoba menangani dengan memberikan air jahe ataupun air kelapa muda. [show more]
PERBANDINGAN PEMBERIAN JINTEN HITAM DAN
JANTUNG PISANG TERHADAP PRODUKSI ASI IBU
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PAAL X
KOTA JAMBI TAHUN 2022

PERBANDINGAN PEMBERIAN JINTEN HITAM DAN
JANTUNG PISANG TERHADAP PRODUKSI ASI IBU
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PAAL X
KOTA JAMBI TAHUN 2022

Description:Menurut Kementerian Kesehatan Republik Indonesia pada tahun 2021, persentase pemberian ASI eksklusif bayi berusia 0-5 bulan sebesar 71,58%. Agar ibu berhasil dalam memberikan ASI secara eksklusif, maka ibu menyusui sebaiknya mengkonsumsi makanan yang dapat meningkatkan produksi ASI. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan pemberian jinten hitam dan jantung pisang terhadap produksi ASI ibu wilayah kerja Puskesmas Paal X Kota Jambi Tahun 2022. Desain penelitian ini yaitu quasi eksperimen design. Populasi penelitian yaitu seluruh ibu post partum di wilayah kerja Puskesmas Paal X Bulan Agustus 2022 yang berjumlah 22 orang dan sampel diambil dengan random sampling yaitu 10 ibu yang diberikan jinten hitam dan 10 ibu yang diberikan jantung pisang. Penelitian menggunakan lembar observasi untuk mencatat produksi ASI ibu. Analisis data dengan univariat dan bivariat. Hasil penelitian didapat Produksi ASI sebelum diberikan jinten hitam nilai rata-rata 315 ml, sesudah diberikan rata-rata 354 ml. Sebelum diberikan jantung pisang rata-rata produksi ASI 385,5 ml dan sesudah diberikan produksi ASI 464,5 ml. Hasil analisis didapat p-value 0,004 artinya ada pengaruh pemberian jinten hitam terhadap produksi ASI dan jantung pisang p-value 0,000 artinya ada pengaruh pemberian jinten hitam terhadap produksi ASI. Namun tidak ada perbedaan antara pemberian jinten hitam dengan jantung pisang terhadap produksi ASI pada ibu menyusui di wilayah kerja Puskesmas Paal X Kota Jambi dengan p value 0,646 karena sama-sama mengandung laktagogum yang dapat meningkatkan produksi ASI. Agar dapat meningkatkan penyuluhan pada masyarakat khususnya ibu menyusui mengenai cara meningkatkan produksi ASI melalui makanan atau minuman yaitu jinten hitam dan jantung pisang yang dapat meningkatkan produksi ASI. [show more]
PERBANDINGAN PEMBERIAN JINTEN HITAM DAN JANTUNG PISANG TERHADAP PRODUKSI ASI IBU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PAAL X KOTA JAMBI TAHUN 2022PERBANDINGAN PEMBERIAN JINTEN HITAM DAN JANTUNG PISANG TERHADAP PRODUKSI ASI IBU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PAAL X KOTA JAMBI TAHUN 2022
Description:Menurut Kementerian Kesehatan Republik Indonesia pada tahun 2021, persentase pemberian ASI eksklusif bayi berusia 0-5 bulan sebesar 71,58%. Agar ibu berhasil dalam memberikan ASI secara eksklusif, maka ibu menyusui sebaiknya mengkonsumsi makanan yang dapat meningkatkan produksi ASI. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan pemberian jinten hitam dan jantung pisang terhadap produksi ASI ibu wilayah kerja Puskesmas Paal X Kota Jambi Tahun 2022. Desain penelitian ini yaitu quasi eksperimen design. Populasi penelitian yaitu seluruh ibu post partum di wilayah kerja Puskesmas Paal X Bulan Agustus 2022 yang berjumlah 22 orang dan sampel diambil dengan random sampling yaitu 10 ibu yang diberikan jinten hitam dan 10 ibu yang diberikan jantung pisang. Penelitian menggunakan lembar observasi untuk mencatat produksi ASI ibu. Analisis data dengan univariat dan bivariat. Hasil penelitian didapat Produksi ASI sebelum diberikan jinten hitam nilai rata-rata 315 ml, sesudah diberikan rata-rata 354 ml. Sebelum diberikan jantung pisang rata-rata produksi ASI 385,5 ml dan sesudah diberikan produksi ASI 464,5 ml. Hasil analisis didapat p-value 0,004 artinya ada pengaruh pemberian jinten hitam terhadap produksi ASI dan jantung pisang p-value 0,000 artinya ada pengaruh pemberian jinten hitam terhadap produksi ASI. Namun tidak ada perbedaan antara pemberian jinten hitam dengan jantung pisang terhadap produksi ASI pada ibu menyusui di wilayah kerja Puskesmas Paal X Kota Jambi dengan p value 0,646 karena sama-sama mengandung laktagogum yang dapat meningkatkan produksi ASI. Agar dapat meningkatkan penyuluhan pada masyarakat khususnya ibu menyusui mengenai cara meningkatkan produksi ASI melalui makanan atau minuman yaitu jinten hitam dan jantung pisang yang dapat meningkatkan produksi ASI. [show more]
PERBANDINGAN PEMBERIAN JUS APEL DENGAN JUS
TOMAT TERHADAP EMESIS GRAVIDARUM PADA IBU HAMIL TRIMESTER I DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KAMBANG KABUPATEN PESISIR SELATAN TAHUN 2020
PERBANDINGAN PEMBERIAN JUS APEL DENGAN JUS
TOMAT TERHADAP EMESIS GRAVIDARUM PADA IBU HAMIL TRIMESTER I DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KAMBANG KABUPATEN PESISIR SELATAN TAHUN 2020
Description:Emesis gravidarum terjadi dalam 12 minggu pertama kehamilan akibat meningkatnya hormon esterogen dan Human Chorionic Gonadothropine. Emesis gravidarum dapat dikurangi dengan salah satu terapi non farmakologi yaitu jus apel dan tomat. Tingginya kandungan vitamin B6 pada apel dan vitamin C pada tomat dapat menurunkan asam lambung, sehingga mengurangi rasa mual pada ibu hamil. Penelitian ini bertujuan untuk melihat mengetahui perbandingan pemberian jus apel dengan jus tomat terhadap emesis gravidarum pada ibu hamil trimester I di wilayah kerja Puskesmas Kambang Kabupaten Pesisir Selatan. Jenis penelitian ini Quasy Eksperiment rancangan non equivalent control group design. Populasi adalah semua ibu hamil yang mengalami emesis gravidarum sebanyak 199 orang. Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling dengan jumlah 11 orang. Pengumpulan data menggunakan lembar observasi. Analisis univariat menunjukkan rata-rata frekuensi emesis gravidarum pada ibu hamil trimester I sebelum adalah 10,64 dan berkurang sesudah diberikan jus apel adalah 7,09. Rata- rata frekuensi emesis gravidarum pada ibu hamil trimester I sebelum adalah 11,36 dan berkurang sesudah diberikan jus tomat yaitu 9,00. Hasil analisis bivariat didapatkan adanya perbandingan pemberian jus apel dengan jus tomat terhadap emesis gravidarum pada ibu hamil trimester I (p = 0,024). Disimpulkan bahwa ada perbandingan pemberian jus apel dengan jus tomat terhadap emesis gravidarum pada ibu hamil trimester I, maka diharapkan kepada tenaga kesehatan khususnya bidan di Puskesmas agar memberikan asuhan kebidanan dengan cara alami kepada ibu hamil agar dapat mengurangi frekuensi emesis gravidarum seperti menerapkan terapi non farmakologi untuk mengurangi emesis gravidarum pada ibu hamil trimester I dengan mengkonsumsi jus apel dan jus tomat. [show more]
PERBANDINGAN PEMBERIAN JUS BAYAM HIJAU CABUT DAN JUS
JAMBU BIJI MERAH TERHADAP KENAIKAN HB PADA IBU HAMIL
DI WILAYAH PUSKESMAS PEMBANTU SUNGAI LIKU KECAMATAN RANAH PESISIR KABUPATEN PESISIR SELATAN
TAHUN 2019
PERBANDINGAN PEMBERIAN JUS BAYAM HIJAU CABUT DAN JUS
JAMBU BIJI MERAH TERHADAP KENAIKAN HB PADA IBU HAMIL
DI WILAYAH PUSKESMAS PEMBANTU SUNGAI LIKU KECAMATAN RANAH PESISIR KABUPATEN PESISIR SELATAN
TAHUN 2019
Description:Anemia merupakan masalah kesehatan masyarakat terbesar di dunia, terutama bagi kelompok Wanita Usia Subur (WUS) khususnya ibu hamil. Terapi utama yang dapat dilakukan pada ibu hamil dengan anemia adalah dengan pemberian suplemen Fe yang penyerapannya dipengaruhi keterssediaan vitamin C dalam tubuh. Diantara sayur dan buah yang banyak mengandung Fe dan vitamin C adalah bayam dan jambu biji. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan pemberian jus bayam hijau dan jus jambu biji merah terhadap kenaikan Hb pada ibu hamil di wilayah Puskesmas Pembantu Sungai Liku tahun 2019. Desain quasi-eksperimen dengan desain one grup pretest postest design with control group. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah ibu hamil yang mengalami anemia di wilayah Puskesmas Pembantu Sungai Liku berjumlah 12 orang, dengan pengambilan sampel secara total sampling. Pengolahan dan analisa data dilakukan secara komputerisasi. Hasil univariat diketahui rata-rata kadar Hb sebelum diberikan jus bayam hijau adalah 9,15 gr% dan sebelum diberikan jus jambu biji merah 9,13 gr%. Rata-rata kadar Hb sesudah diberikan jus bayam hijau adalah 9,95 gr% dan sesudah diberikan jus jambu biji merah 9,80gr% . Hasil bivariat ada pengaruh pemberian jus bayam hijau dan jus jambu biji merah terhadap kadar Hb ibu hamil (p = 0,000). Perbandingan peningkatan kadar Hb setelah pemberian jus bayam hijau dan jus jambu biji merah adalah 0,80 : 0,67 (p = 0,055). Disimpulkan bahwa jus bayam hijau lebih berpengaruh terhadap kenaikan Hb ibu hamil. Diharapkan pada petugas Puskesmas agar memotivasi ibu hamil anemia untuk banyak mengkonsumsi bayam hijau ataupun jus jambu biji merah untuk meningkatkan kadar Hb dan mencegah terjadinya anemia pada ibu hamil. [show more]
PERBANDINGAN PEMBERIAN JUS BAYAM HIJAU CABUT DAN JUS JAMBU BIJI MERAH TERHADAP KENAIKAN HB PADA IBU HAMIL DI WILAYAH PUSKESMAS PEMBANTU SUNGAI LIKU KECAMATAN RANAH PESISIR KABUPATEN PESISIR SELATAN TAHUN 2019PERBANDINGAN PEMBERIAN JUS BAYAM HIJAU CABUT DAN JUS JAMBU BIJI MERAH TERHADAP KENAIKAN HB PADA IBU HAMIL DI WILAYAH PUSKESMAS PEMBANTU SUNGAI LIKU KECAMATAN RANAH PESISIR KABUPATEN PESISIR SELATAN TAHUN 2019
Description:Anemia merupakan masalah kesehatan masyarakat terbesar di dunia, terutama bagi kelompok Wanita Usia Subur (WUS) khususnya ibu hamil. Terapi utama yang dapat dilakukan pada ibu hamil dengan anemia adalah dengan pemberian suplemen Fe yang penyerapannya dipengaruhi keterssediaan vitamin C dalam tubuh. Diantara sayur dan buah yang banyak mengandung Fe dan vitamin C adalah bayam dan jambu biji. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan pemberian jus bayam hijau dan jus jambu biji merah terhadap kenaikan Hb pada ibu hamil di wilayah Puskesmas Pembantu Sungai Liku tahun 2019. Desain quasi-eksperimen dengan desain one grup pretest postest design with control group. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah ibu hamil yang mengalami anemia di wilayah Puskesmas Pembantu Sungai Liku berjumlah 12 orang, dengan pengambilan sampel secara total sampling. Pengolahan dan analisa data dilakukan secara komputerisasi. Hasil univariat diketahui rata-rata kadar Hb sebelum diberikan jus bayam hijau adalah 9,15 gr% dan sebelum diberikan jus jambu biji merah 9,13 gr%. Rata-rata kadar Hb sesudah diberikan jus bayam hijau adalah 9,95 gr% dan sesudah diberikan jus jambu biji merah 9,80gr% . Hasil bivariat ada pengaruh pemberian jus bayam hijau dan jus jambu biji merah terhadap kadar Hb ibu hamil (p = 0,000). Perbandingan peningkatan kadar Hb setelah pemberian jus bayam hijau dan jus jambu biji merah adalah 0,80 : 0,67 (p = 0,055). Disimpulkan bahwa jus bayam hijau lebih berpengaruh terhadap kenaikan Hb ibu hamil. Diharapkan pada petugas Puskesmas agar memotivasi ibu hamil anemia untuk banyak mengkonsumsi bayam hijau ataupun jus jambu biji merah untuk meningkatkan kadar Hb dan mencegah terjadinya anemia pada ibu hamil. [show more]
PERBANDINGAN PEMBERIAN KOMBINASI OKSITOSIN DAN MISOPROSTOL DENGAN PEMBERIAN OKSITOSIN TERHADAP JUMLAH DARAH KALA III DAN KALA IV DI RSUD SAWAHLUNTO DAN BPM ERMI B KOTA SAWAHLUNTO TAHUN 2020PERBANDINGAN PEMBERIAN KOMBINASI OKSITOSIN DAN MISOPROSTOL DENGAN PEMBERIAN OKSITOSIN TERHADAP JUMLAH DARAH KALA III DAN KALA IV DI RSUD SAWAHLUNTO DAN BPM ERMI B KOTA SAWAHLUNTO TAHUN 2020
Description:Perdarahan pasca persalinan merupakan suatu kejadian kegawatdaruratan yang dapat diramalkan. Karena itu sangat penting melakukan tindakan pencegahan perdarahan pasca persalinan dengan pemberian obat-obat uterotonika.. Pemberian kombinasi misoprostol dan oksitosin telah dilakukan di RSUD Sawahlunto pada penatalaksanaan aktif kala III untuk mencegah perdarahan post partum. Penelitian ini bertujuan mengetahui perbandingan pemberian kombinasi oksitosin dan misoprostol dengan pemberian oksitosin terhadap jumlah darah kala III dan kala IV. Jenis penelitian ini pra eksperimen, dengan rancangan perbandingan 2 kelompok (post only two group design. Populasi semua ibu bersalin di RSUD Sawahlunto dengan jumlah rata-rata 40 orang per bulan, dan semua ibu bersalin di BPM Ermi B dengan jumlah rata-rata 40 orang per bulan. Jumlah sampel 16 orang, diambil secara convenience sampling. Pengolahan dan analisa data dilakukan secara komputerisasi. Hasil univariat diketahui jumlah darah kala III dan kala IV pasien yang diberikan kombinasi oksitosin dan misoprostol adalah 177,25 + 59,916 cc dan jumlah darah kala III dan kala IV pasien yang diberikan oksitosin adalah 340,13 + 48,743 cc. Disimpulkan ada perbedaan pemberian kombinasi oksitosin dan misoprostol dengan pemberian oksitosin terhadap jumlah darah kala III dan kala IV di RSUD Sawahlunto dan BPM Ermi B Kota Sawahlunto tahun 2020, dengan perbandingan 177,25 : 340,13 cc. Diharapkan pada institusi kesehatan khususnya penolong persalinan agar memberikan kombinasi oksitosin dan misoprostol pada penanganan aktif kala III pada ibu bersalin untuk mencegah terjadinya perdarahan kala III dan kala IV. [show more]
PERBANDINGAN PEMBERIAN KOMBINASI OKSITOSIN DAN MISOPROSTOL DENGAN PEMBERIAN OKSITOSIN TERHADAP JUMLAH DARAH KALA III DAN KALA IV DI RSUD SAWAHLUNTO DAN BPM ERMI B KOTA SAWAHLUNTO TAHUN 2020PERBANDINGAN PEMBERIAN KOMBINASI OKSITOSIN DAN MISOPROSTOL DENGAN PEMBERIAN OKSITOSIN TERHADAP JUMLAH DARAH KALA III DAN KALA IV DI RSUD SAWAHLUNTO DAN BPM ERMI B KOTA SAWAHLUNTO TAHUN 2020
Description:Perdarahan pasca persalinan merupakan suatu kejadian kegawatdaruratan yang dapat diramalkan. Karena itu sangat penting melakukan tindakan pencegahan perdarahan pasca persalinan dengan pemberian obat-obat uterotonika.. Pemberian kombinasi misoprostol dan oksitosin telah dilakukan di RSUD Sawahlunto pada penatalaksanaan aktif kala III untuk mencegah perdarahan post partum. Penelitian ini bertujuan mengetahui perbandingan pemberian kombinasi oksitosin dan misoprostol dengan pemberian oksitosin terhadap jumlah darah kala III dan kala IV. Jenis penelitian ini pra eksperimen, dengan rancangan perbandingan 2 kelompok (post only two group design. Populasi semua ibu bersalin di RSUD Sawahlunto dengan jumlah rata-rata 40 orang per bulan, dan semua ibu bersalin di BPM Ermi B dengan jumlah rata-rata 40 orang per bulan. Jumlah sampel 16 orang, diambil secara convenience sampling. Pengolahan dan analisa data dilakukan secara komputerisasi. Hasil univariat diketahui jumlah darah kala III dan kala IV pasien yang diberikan kombinasi oksitosin dan misoprostol adalah 177,25 + 59,916 cc dan jumlah darah kala III dan kala IV pasien yang diberikan oksitosin adalah 340,13 + 48,743 cc. Disimpulkan ada perbedaan pemberian kombinasi oksitosin dan misoprostol dengan pemberian oksitosin terhadap jumlah darah kala III dan kala IV di RSUD Sawahlunto dan BPM Ermi B Kota Sawahlunto tahun 2020, dengan perbandingan 177,25 : 340,13 cc. Diharapkan pada institusi kesehatan khususnya penolong persalinan agar memberikan kombinasi oksitosin dan misoprostol pada penanganan aktif kala III pada ibu bersalin untuk mencegah terjadinya perdarahan kala III dan kala IV. [show more]
PERBANDINGAN PEMBERIAN KOMPRES DAUN RAMBUTAN (NEPHELIUM LAPPACEUM) DENGAN KOMPRES AIR BIASA TERHADAP PENURUNAN SUHU TUBUH PASCA IMUNISASI
DPT PADA BALITA 1-2 TAHUN DI WILAYAH KERJA POSKESRI GUNUNG RAJO TAHUN 2020
PERBANDINGAN PEMBERIAN KOMPRES DAUN RAMBUTAN (NEPHELIUM LAPPACEUM) DENGAN KOMPRES AIR BIASA TERHADAP PENURUNAN SUHU TUBUH PASCA IMUNISASI
DPT PADA BALITA 1-2 TAHUN DI WILAYAH KERJA POSKESRI GUNUNG RAJO TAHUN 2020
Description:Demam merupakan peningkatan suhu tubuh yang dialami oleh nak anak balita pasca imunisasi Dpt karena masa usia 1-2 tahun anak balita mengalami proses imunisasi didapatkan yang salah satunya adalah demam dan panas ini dapat dilakukan dengan pemberian kompres daun rambutan dan kompresair biasa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahuiPerbandingan Pemberian Kompres Daun Rambutan (Nephelium Lappaceum) dengan Kompres Air Biasa Terhadap penurunan Suhu Tubuh Pasca Imunisasi DPT Pada Balita 1-2 tahun di Wilayah Kerja Poskesri Gunung Rajo Tahun 2020. Penelitian ini merupakan penelitian analitikkomparatif numerik tidak berpasangan dengan desain penelitianquasy experiment design dengan pendekatan two group pretest-posttest design. Dengan analisa univariat dan bivariat. Populasi penelitian adalahsemua ibu-ibu yang memiliki balita berusia 1-2tahun yang mengalami demam setelah di imunisasi DPT, sampel sebanyak 34 dengan menggunakan daun Rambutan 17 orang dan dengan menggunakan kompres air biasa 17, dengan teknik pengambilan sampel dengancara pourposive accidental. Hasil penelitian di peroleh Rata-rata suhu tubuh balita sebelum intervensi kompres daun rambutan adalah 37.329 º C setelah intervensi adalah menjadi 36.206ºC dan Rata-rata suhu tubuh balita sebelum intervensi kompres air biasa adalah 37.141ºC setelah intervensi menjadi 36.241ºC. Uji analisis data yang digunakan adalah uji Paired Sample Test pemberian kompres daun rambutan (Nephelium Lappaceum) hasilnya p- value (0.032<0,05), dan pemberian kompres air biasa hasilnya p-value (0.039<0,05). Sehingga kesimpulannya terdapat pengaruh pemberian kompres daun rambutan dan kompres air biasa terhadap penurunan Suhu Tubuh Pasca Imunisasi DPT Pada Balita 1-2 tahun. Dengan hasil penelitian ini diharapkan pada ibu balita yang mengalami peningkatan suhu tubuh pasca imunisasi dapat memberikan terapi dengan kompres daun rambutan atau dengan kompres air biasa. [show more]
PERBANDINGAN PEMBERIAN KOMPRES HANGAT DAN KOMPRES DINGIN TERHADAP PENURUNAN NYERI MENSTRUASI (DYSMENORRHOE) PADA REMAJA PUTRI SMPN 4 BATANG KAPAS KABUPATEN PESISIR SELATAN TAHUN 2019PERBANDINGAN PEMBERIAN KOMPRES HANGAT DAN KOMPRES DINGIN TERHADAP PENURUNAN NYERI MENSTRUASI (DYSMENORRHOE) PADA REMAJA PUTRI SMPN 4 BATANG KAPAS KABUPATEN PESISIR SELATAN TAHUN 2019
Description: Dysmenorrhoe terjadi karena peningkatan sekresi prostaglandin F2 alfa pada fase luteal siklus menstruasi. Dampak dysmenorrhoe pada remaja akan mengganggu aktivitas belajar mengajar. Dysmenorrhoe dapat ditangani melalui menajemen nyeri non farmakologi seperti pemberian kompres hangat dan kompres dingin. Penelitian ini bertujuan untuk melihat perbandingan pemberian kompres hangat dan kompres dingin terhadap penurunan nyeri menstruasi (dysmenorrhoe) pada remaja putri SMPN 4 Batang Kapas Kabupaten Pesisir Selatan. Jenis penelitian yang digunakan adalah Quasy Eksperiment dengan rancangan non equivalent control group design. Populasi adalah semua remaja putri berjumlah 105 orang. Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling dengan jumlah 9 orang untuk kompres hangat dan 9 orang untuk kompres dingin. Pengumpulan data menggunakan lembar observasi. Analisis univariat menunjukkan rata-rata nyeri menstruasi sebelum diberikan kompres hangat adalah 5,89 dan pada kompres dingin adalah 5,89. Rata-rata nyeri menstruasi sesudah diberikan kompres hangat adalah 4,11 dan pada kompres dingin adalah 4,33. Hasil analisis bivariat didapatkan ada perbandingan pemberian kompres hangat dan kompres dingin terhadap penurunan nyeri menstruasi (dysmenorrhoe) pada remaja putri (p = 0,005). Disimpulkan bahwa ada perbandingan pemberian kompres hangat dan kompres dingin terhadap penurunan nyeri menstruasi (dysmenorrhoe) pada remaja putri, maka diharapkan kepada pihak sekolah hendaknya melakukan kerja sama dengan tenaga kesehatan untuk memberikan penyuluhan pada remaja putri yang mengalami dismenorrhea untuk mencoba menangani dengan memberikan kompres hangat ataupun kompes dingin. [show more]