3339 items found
No search filters
Identifier Title Type Subject
FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN
KEJADIAN HIPERTENSI DI PROVINSI SUMATERA BARAT BERDASARKAN ANALISIS DATA SKI TAHUN 2023

FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN
KEJADIAN HIPERTENSI DI PROVINSI SUMATERA BARAT BERDASARKAN ANALISIS DATA SKI TAHUN 2023

FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN
STUNTING PADA BALITA USIA 24-59 BULAN DI WILAYAH
KERJA PUSKESMAS MANDIANGIN KOTA BUKITTINGGI
FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN
STUNTING PADA BALITA USIA 24-59 BULAN DI WILAYAH
KERJA PUSKESMAS MANDIANGIN KOTA BUKITTINGGI
Description: Stunting merupakan masalah nutrisi pada anak yang terjadi di Negara-negara berkembang seperti Indonesia. Dampak buruk stunting ini kesulitan dalam mencapai perkembangan fisik dan kognitif yang optimal. Faktor penyebab terjadinya stunting adalah usia ibu saat hamil, jumlah anak, pendapatan keluarga, dukungan ayah san sosial budaya dalam pemenuhan nutrisi balita. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Faktor - Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Stunting Pada Balita Usia 24-59 Bulan Di Wilayah Kerja Puskesmas Mandiangin Kota Bukittinggi Tahun 2023. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode analitik observasional dengan pendekatan cross-sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah ibu yang memiliki balita usia 24-59 bulan yang berjumlah 1623 balita dengan sampel 94 balita. Penelitian ini dilakukan di Wilayah Kerja Puskesmas Mandiangin Kota Bukittinggi Tahun 2023. Teknik pengambilan sampel menggunakan Purposive Sampling sesuai dengan kriteria tertentu yang ditetapkan peneliti. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner ECLS-B Father Self Administered Questionnaire (National Center For Education Statistics) dan Kemenkes RI,2014 dan kuesioner nilai budaya dan gaya hidup. Analisis data yang digunakan adalah analisis univariat dan bivariat dengan uji chi-square Test ( = < 0,05). Hasil penelitian ini menunjukkan ada hubungan usia ibu saat hamil dengan kejadian stunting (p = 0,044), tidak ada hubungan jumlah anak dengan kejadian stunting (p = 0,796), tidak ada hubungan pendapatan keluarga dengan kejadian stunting (p = 0,654), ada hubungan dukungan ayah dengan kejadian stunting (p = 0,012), dan ada hubungan sosial budaya dengan kejadian stunting (p = 0,002). Kesimpulan dalam penelitian ini ada hubungan usia ibu saat hamil, dukungan ayah dan sosial budaya pemenuhan nutrisi dengan kejadian stunting pada balita. Tidak ada hubungan jumlah anak dan pendapatan keluarga dengan kejadian stunting pada balita. Saran dalam penelitian ini diharapkan tenaga kesehatan dapat meningkatkan penyuluhan tentang stunting, serta pelatihan kader posyandu balita agar dapat menyebarluaskan informasi tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian stunting. [show more]
FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GUGUK PANJANG TAHUN 2023FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN <br />HIPERTENSI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS <br />GUGUK PANJANG TAHUN 2023
Description:Hipertensi merupakan salah satu penyakit kardiovaskular yang paling umum dan komplikasi mencapai 9,4 juta kematian seluruh dunia. Pada tahun 2022,angka tertinggi yang terdiagnosa penyakit hipertensi berada di Puskesmas Guguk Panjang dengan jumlah pasien hipertensi sebanyak 1633. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan kejadian hipertensi di wilayah kerja puskesmas Guguk Panjang. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode analitik observasional dengan desain cross-sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah penderita hipertensi dengan 1633 dan sampel 94 responden. Penelitian ini dilakukan di Wilayah Kerja Puskesmas Guguk Panjang 2023. Teknik pengambilan sampel mengunakan Purposive Sampling. Instrumen penelitian yang digunakan adalah kuesioner. Analisis data yang digunakan adalah analisis univariat,bivariat dengan uji chi-square hubungan antara tingkat stress ( p value 0,153), status gizi ( p value 0,046) dan gaya hidup ( p value 0,002). Kesimpulan penelitian ini tidak ada hubungan tingkat stress dengan kejadian hipertensi. Ada hubungan status gizi dan gaya hidup dengan kejadian hipertesi. Faktor paling dominan yang berhubungan dengan kejadian hipertensi yaitu status gizi ( OR 0,276 ). diharapkan instansi kesehatan dan tenaga kesehatan dapat meningkatkan upaya pencegahan dan pengobatan mengenai penyakit hipertensi kepada pasien, sehingga angka kejadian hipertensi dapat mengalami penurunan. [show more]
FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN TB PARU DI SUMATERA BARAT BERDASARKAN ANALISIS DATA SKI
TAHUN 2023

FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN TB PARU DI SUMATERA BARAT BERDASARKAN ANALISIS DATA SKI
TAHUN 2023

FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN PERAWAT DALAM PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD) DI RUANG RAWAT INAP RSUD HAMBA MUARA BULIAN KABUPATEN BATANGHARIFAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN PERAWAT DALAM PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD) DI RUANG RAWAT INAP RSUD HAMBA MUARA BULIAN KABUPATEN BATANGHARI
Description:Alat pelindung diri (APD) adalah seperangkat alat keselamatan yang digunakan oleh pekerja untuk melindungi seluruh atau sebagian tubuhnya dari kemungkinan adanya pemaparan potensi bahaya lingkungan kerja terhadap kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Perawat diwajibkan untuk menggunakan Alat Pelindung Diri untuk menghindari resiko keselamatan dan kesehatan kerja di rumah sakit dalam memberikan asuhan keperawatan. Ada beberapa faktor yang berhubungan dengan kepatuhan perawat untuk menggunakan APD yaitu pendidikan, masa kerja, pengetahuan, dan sikap. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor- faktor yang berhubungan dengan kepatuhan perawat untuk menggunakan alat pelindung diri. Metode penelitian ini adalah penelitian deskriptif korelasi dengan pendekatan cross sectional. Sampel penelitian sebanyak 60 responden, metode pengambilan data purposive sampling. Dari hasil penelitian univariat di dapatkan pendidikan 20% dengan pendidikan rendah, pengetahuan perawat 53,3 % baik, masa kerja 75% > 5 tahun. Dari hasil bivariat didapatkan hasil bahwa ada hubungan antara pengetahuan dengan kepatuhan APD dengan nilai P-Value (0,10), ada hubungan pendidikan dengan kepatuhan APD P-Value (0,83), ada hubungan masa kerja dengan kepatuhan APD P- Value (0,68) . Saran kepada peneliti lain dapat menjadi referensi ilmiah bagi penelitian selanjutnya tentang pengetahuan dan sikap perawat dalam menggunakan Alat Pelindung Diri. [show more]
FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN NYERI SYNDROME DISPEPSIA PADA PASIEN DI POLI PENYAKIT DALAM RSUD TAPAN KABUPATEN PESISIR SELATAN TAHUN 2020FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN NYERI SYNDROME DISPEPSIA PADA PASIEN DI POLI PENYAKIT DALAM RSUD TAPAN KABUPATEN PESISIR SELATAN TAHUN 2020
Description:Nyeri syndrome dyspepsia merupakan sekumpulan gejala yang dideskripsikan sebagai tidak nyaman diperut. Penyebab diantaranya gaya hidup yang tidak sehat seperti; pola makan tidak baik, stress tidak baik dan merokok. Studi pendahuluan yang dilakukan di RSUD Tapan didapatkan sebanyak 483 kasus nyeri syndrome dyspepsia, dari 483 kasus tersebut sebanyak 439 kasus terdapat di Poli Penyakit Dalam RSUD Tapan. Penelitian bertujuan untuk melihat faktor – faktor yang mempengaruhi kejadian nyeri syndrome dyspepsia, dimana terdiri dari pola makan, stress dan merokok. Metode yang digunakan adalah kuantitatif dengan jenis penelitian Cross Sectional Study. Tempat penelitian dilakukan di Poli Penyakit Dalam RSUD Tapan, dengan waktu penelitian dari bulan Januari sampai dengan bulan Agustus 2020. Jumlah sampel penelitian sebanyak 35 responden dengan pengambilan sampel secara Stratified Proportional Random Sampling. Hasil penelitian didapatkan distribusi frekuensi nyeri sedang (77,1%), pola makan baik (51,4%), stress tidak baik (57.1%) dan tidak merokok (68,6%). Analisis bivariat memperlihatkan adanya hubungan signifikan antara pola makan (p value = 0,011), dan stress (p value = 0,017) dengan nyeri syndrome dyspepsia. Sementara merokok tidak berhubungan dengan nyeri syndrome dyspepsia (p value = 0,990). Kesimpulan penelitian didapatkan bahwa pola makan dan stress dapat mempengaruhi kejadian nyeri syndrome dyspepsia pada pasien yang melakukan kunjungan ke Poli Penyakit Dalam RSUD Tapan. Rumah sakit perlu mengembangkan program Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) bagi pasien syndrome dyspepsia dalam upaya peningkatan pengetahuan pasien dalam mengatasi kejadian nyeri syndrome dyspepsia. [show more]
FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN PERAWAT
DALAM MENJALANKAN EARLY WARNING SCORING SYSTEMS (EWSS)
DI RUANG RAWATAN RSUD dr. ACHMAD DARWIS SULIKI
TAHUN 2022
FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN PERAWAT
DALAM MENJALANKAN EARLY WARNING SCORING SYSTEMS (EWSS)
DI RUANG RAWATAN RSUD dr. ACHMAD DARWIS SULIKI
TAHUN 2022
Description: Early Warning Scoring Systems (EWSS) adalah suatu instrumen berdasarkan pengamatan fisiologis sederhana yang dapat mendeteksi pasien rawat inap yang berisiko tinggi mengalami perburukan. Kepatuhan perawat dalam menjalankan EWSS sangat penting karena jika tidak patuh maka angka kematian yang tidak diprediksi akan tinggi. Banyak faktor yang mempengaruhi kepatuhan perawat dalam menjalankan EWSS, diantaranya pengetahuan, motivasi dan sikap. Dari 12 perawat yang di wawancara 7 orang jarang mengisi blangko EWSS, 4 orang melakukan sesuai SOP dan 1 orang belum pernah mengisi blangko EWSS. Tujuan penelitian mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan perawat dalam menjalankan EWSS di Ruang Rawatan RSUD dr. Achmad Darwis Suliki. Desain penelitian adalah deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional. Sampel penelitian adalah seluruh perawat yang bertugas di ruang rawatan RSUD dr. Achmad darwis Suliki yang berjumlah 48 orang yang dikumpulkan dengan teknik total sampling. Data dikumpulkan menggunakan kuesioner dan dianalisa dengan uji chi- square. Hasil univariat penelitian menunjukkan 75% responden berpengetahuan baik, 60,4% responden bermotivasi baik, 62,5% responden bersikap baik, dan 58,3% responden patuh dalam menjalankan EWSS. Hasil analisa chi-square didapatkan ada pengaruh pengetahuan (p-value 0,007), motivasi (p-value 0,002), dan sikap (p-value 0,034) dengan kepatuhan perawat dalam menjalankan EWSS (p-value < 0,05). Dapat disimpulkan ada pengaruh pengetahuan, motivasi, dan sikap terhadap kepatuhan perawat dalam menjalankan EWSS.Untuk itu disarankan kepada perawat untuk meningkatkan kepatuhan dalam menjalankan EWSS dengan cara meningkatkan pengetahuan, motivasi dan sikap tentang EWSS. [show more]
Faktor – Faktor Resiko Kejadian BBLR Pada Ibu Bersalin di Wilayah Kerja Puskesmas Sungai Nanam Tahun 2025
Faktor – Faktor Resiko Kejadian BBLR Pada Ibu Bersalin di Wilayah Kerja Puskesmas Sungai Nanam Tahun 2025
FAKTOR – FAKTOR YANG BERHUBUNGAN
DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA
IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS MANDIANGIN
KOTO SELAYAN
KOTA BUKITTINGI
TAHUN 2024
FAKTOR – FAKTOR YANG BERHUBUNGAN
DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA
IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS MANDIANGIN
KOTO SELAYAN
KOTA BUKITTINGI
TAHUN 2024
Description:Anemia pada ibu hamil merupakan salah satu masalah kesehatan dunia karna dapat menyebabkan kesakitan dan kematian baik pada ibu dan janin.Anemia pada ibu hamil adalah kondisi dimana ibu dengan kadar hemoglobin (Hb) < 11 gr/dl pada trimester I dan III sedangkan, pada trimester II <10,5gr/dl. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian anemia pada ibu hamil. Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik dengan desain cross- sectional, dengan populasi sebanyak 351 responden dan teknik pengambilan sampel menggunakan probality sampling dengan besar sampel 78 responden. Analisis kuantitatif secara univariat dan bivariat menggunakan uji chi-square. Hasil penelitian menunjukan bahwa status gizi paling banyak berada pada kategori normal 42 responden (53,8%). Kunjungan antenatal care ibu hamil pada kategori tidak sesuai 65 (83,3%). Usia ibu hamil pada kategori tidak beresiko 52 responden (66,7%). Kejadian anemia pada ibu hamil kategori tidak anemia 58 responden (74,4%). Variabel yang mempengaruhi kejadian anemia pada ibu hamildi Wilayah Kerja Puskesmas Mandiangin Koto Selayan Kota Bukittinggi tahun 2024 yaitu Kunjungan ANC P=0.011, Usia ibu P=0.017 sedangkan, variabel yang tidak mempengaruhi kejadian anemia pada ibu hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Mandiangin Koto Selayan Kota Bukittinggi tahun 2024 yaitu Statu gizi P=0.689. Dapat disimpukan dari 3 faktor yang diteliti hanya 2 faktor terdapat hubungan yaitu kunjungan ANC dan usia ibu sedangkan 1 faktor tidak terdapat hubungan yaitu status gizi. Sebaikannya usia yang ideal untuk ibu hamil yaitu 20 -35 tahun dan diharapkan ibu hamil dapat melakukan kunjungan antenatal care sesuai dengan rekomendasi DinKes yaitu > 6 kali kunjungan ANC. [show more]
FAKTOR – FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN
KEJADIAN WASTING PADA BALITA DI WILAYAH
KERJA PUSKESMAS CUBADAK KECAMATAN
DUO KOTO KABUPATEN PASAMAN
TAHUN 2024
FAKTOR – FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN
KEJADIAN WASTING PADA BALITA DI WILAYAH
KERJA PUSKESMAS CUBADAK KECAMATAN
DUO KOTO KABUPATEN PASAMAN
TAHUN 2024
Description:Permasalahan gizi yang terjadi pada balita yaitu wasting. Berdasarkan laporan Dinas Kesehatan Kabupaten Pasaman pada tahun 2020 presentase balita kurus di Kabupaten Pasaman yaitu 6,2%, sedangkan pada tahun 2022 jumlah balita yang mengalami wasting di Kabupaten Pasaman mengalami peningkatan menjadi 10,19%. Faktor yang dapat memicu terjadinya wasting diantaranya yaitu pengetahuan, riwayat penyakit infeksi dan status ekonomi. Penelitian ini bertujuan untuk Faktor – Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Wasting Pada Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Cubadak Kecamatan Duo Koto Kabupaten Pasaman Tahun 2024. Jenis penelitian yang digunakan adalah analitik dengan desain penelitian crossectional. Populasi seluruh ibu yang memiliki balita di Puskesmas Cubadak yang berjumlah 722 dengan jumlah sampel 88 orang. Teknik pengambilan sampel yaitu stratified random sampling. Penelitian telah dilakukan pada bulan Maret – April 2024. Data yang digunakan adalah data primer, analisis data secara univariat dan bivariat dengan menggunakan uji Chi-Square. Hasil penelitian didapatkan mayoritas yaitu 52 orang (59,1%) responden yang tidak mengalami wasting, 51 orang (58,0%) responden yang memiliki tingkat pengetahuan tinggi, 59 orang (67,0%) responden yang tidak pernah mengalami penyakit infeksi dan 49 orang (55,7%) responden memiliki status ekonomi dalam kategori rendah. Hasil uji statistik terdapat hubungan pengetahuan (p = 0,001), riwayat penyakit infeksi (p = 0,009) dan status ekonomi (p = 0,005) dengan kejadian wasting pada balita. Kesimpulan terdapat hubungan pengetahuan, riwayat penyakit infeksi dan status ekonomi dengan kejadian wasting pada balita. Disarankan kepada petugas kesehatan untuk dapat melakukan upaya pencegahan wasting dengan memberikan penyuluhan [show more]