3339 items found
No search filters
Identifier Title Type Subject
EVALUASI PENERAPAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN RUMAH SAKIT PADA INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SAWAHLUNTOEVALUASI PENERAPAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN RUMAH SAKIT PADA INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SAWAHLUNTO
Description: Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIM-RS) merupakan kewajiban yang harus dimiliki oleh sebuah rumah sakit di Indonesia. Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit sudah diatur dalam regulasi SIMRS yang tertuang pada Permenkes RI Nomor 82 tahun 2013 tentang Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit. Rumah sakit yang memiliki sistem manajemen yang baik sudah hampir selalu dapat dipastikan bahwa standar pelayananannya pun baik. Selain itu penggunaan SIMRS ini juga merupakan suatu keharusan dalam memberikan pelayanan kepada pasien terkait dengan pelaksanaan Jaminan Kesehatan Nasional. Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah bagaimana penerapan Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit pada Instalasi Farmasi RSUD Sawahlunto. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit pada Instalasi Faramasi RSUD Sawahlunto. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif studi evaluatif dengan metode observasi dan wawancara mendalam terhadap 5 informan yang terdiri dari 1 orang Kasi Humas yang membawahi petugas SIMRS,1orang informan petugas SIMRS , 1orang informan Petugas Logistik Farmasi, 1orang Informan Petugas Pelayanan Apotek, dan 1 orang informan petugas pembuat klaim obat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa komponen input meliputi petugas SIMRS saat ini berjumlah 3 orang sudah cukup memadai, hanya untuk tenaga penginput di ruangan masing-masing masih perlu sosialisasi dan pelatihan, karena petugas pada ruangan sudah banyak yang berganti,dan tidak adanya pelatihan khusus yang diberikan. Proses meliputi kegiatan pengumpulan data, pengolahan data dan penyimpanan data. Output meliputi hasil dari SIMRS sangat membantu sekali dan pelaksanaan operasional RSUD karena dilakukan secara online, baik dalam pelayanan maupun untuk manajemennya, [show more]
EVALUASI PROGRAM INOVASI GERTAK CETTING
DALAM UPAYA PENURUNAN KASUS STUNTING
DI KOTA PAYAKUMBUH TAHUN 2023
EVALUASI PROGRAM INOVASI GERTAK CETTING
DALAM UPAYA PENURUNAN KASUS STUNTING
DI KOTA PAYAKUMBUH TAHUN 2023
Description: Prevalensi stunting di Provinsi Sumatera Barat pada tahun 2018 sedikit berada dibawah prevalensi nasional yaitu sebesar 29,9%. Sementara pada tahun 2017 dalam Pemantauan Status Gizi tercatat sebanyak 30,6% balita stunting (9,3% sangat pendek dan 21,30% pendek). Provinsi Sumatera Barat berada pada urutan ke 17 dengan prevalensi diatas nasional (39,2%) menurut data Riskesdas Tahun 2018. Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa prevalensi stunting di di Sumatera Barat ada pada kategori berat yaitu > 30%. (Riskesdas, 2018). Sedangkan Kota Payakumbuh prevalensi stunting sebesar 20% dengan jumlah balita stunting 2.667 balita. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui Evaluasi Program Inovasi GERTAK CETING dalam upaya penurunan kasus Stunting di Kota Payakumbuh. Penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif dengan studi evaluasi untuk meneliti sebuah peristiwa, kegiatan maupun program, dimana hasil yang diperoleh akan memberikan gambaran terhadap Evaluasi Program Inovasi Gertak Ceting di Kota Payakumbuh. Proses penelitian dilakukan dari bulan Februari 2023. Alat pengumpulan data berupa lembar observasi, panduan wawancara , handphone untuk merekam dan mendokumentasikan gambar serta alat tulis selama proses penelitian. Data diolah secara manual dan dianalisis tanpa menggunakan uji statistik. Hasil penelitian menunjukkan program inovasi stunting berjalan dengan baik karena adanya dukungan dari Lintas Program dan Lintas Sektor yang terlibat aktif dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. Dinilai dari kualitas dan kwantitas SDM petugas sudah memenuhi standar, sarana dan prasarana mendukung, anggaran terpenuhi, dan sasaran penerima manfaat sudah aktif dan berpartisipasi. Sehingga untuk capaian kunjungan posyandu, Bumil KEK , Bumil anemia, Remaja putri konsumsi TTD serta capaian kespro juga mengalami peningkatan setelah dilakukannya kegiatan inovasi. [show more]
EVALUASI PROGRAM SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT (STBM) MENUJU DESA OPEN DEFECATION FREE (ODF) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS LUBUK RAMO KABUPATEN KUANTAN SINGINGI TAHUN 2025EVALUASI PROGRAM SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT (STBM) MENUJU DESA OPEN DEFECATION FREE (ODF) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS LUBUK RAMO KABUPATEN KUANTAN SINGINGI TAHUN 2025
EVALUASI PROGRAM SURVEILANS EPIDEMIOLOGI PENYAKIT TUBERKULOSIS DI PUSKESMAS PEKAN KAMIS KECAMATAN TILATANG KAMANG KABUPATEN AGAM TAHUN 2016EVALUASI PROGRAM SURVEILANS EPIDEMIOLOGI PENYAKIT TUBERKULOSIS DI PUSKESMAS PEKAN KAMIS KECAMATAN TILATANG KAMANG KABUPATEN AGAM TAHUN 2016
Description:Evaluasi program surveilans epidemiologi penyakit tuberkulosis merupakan sebuah program dalam pengendalian penyakit tuberkulosis dan harus sesuai dengan Peraturan Mentri Kesehatan Republik Indonesia No.45 tahun 2014 tentang penyelenggaraan Surveilans. Program ini dilaksanakan oleh Puskesmas Pekan Kamis dan diharapkan dapat melakukan penjaringan terhadap kasus penyakit tuberkulosis di wilayah kerja Puskesmas Pekan Kamis. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pelaksanaan program surveilans penyakit tuberkulosis di Puskesmas Pekan Kamis. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan informanya adalah Kepala Puskesmas dan Petugas Pemegang Program Surveilans penyakit. Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara mendalam dan observasi. Variabel penelitian ini mencakup komponen input, process, dan output. Hasil penelitian menunjukan pada komponen input yang menjadi permasalahan adalah dalam hal tenaga yang tidak sesuai dengan bidang keahlianya selanjutnya sarana prasarana seperti mikroskop yang sudah dimakan usia dan mengalami kerusakan. Pada komponen process untuk pengumpulan data Puskesmas masih mengalami kendala dikarenakan masyarakat yang tidak mau memeriksakan diri karena masih berkembangnya stigma tentang penyakit tuberkulosis di wilayah kerja Puskesmas, masih ada keterbatasan perangkat lunak dalam analisis dan interpretasi data , dan pada komponen Output semua pelaksanaan program surveilans sudah memenuhi atribut dari sistem tersebut yaitu adanya Simplicity, Flexibility, Acceptability, Positive Predictive Value, Representativeness, dan Timeliness. Kesimpulan dari penelitian diatas dapat masih adanya permasalahan dalam pelaksanaan surveilans epidemiologi penyakit tuberkulosis di Puskesmas Pekan Kamis terdapat pada komponen input dan process dari pelaksanaan kegiatan surveilans tersebut. [show more]
EVALUATION OF FIRE
SAFETY
EVALUATION OF FIRE
SAFETY
Description:All Rights Reserved. No part of this publication may be reproduced, stored in a retrieval system or transmitted in any form or by any means, electronic, mechanical, photocopying, recording, scanning or otherwise, except under the terms of the Copyright, Designs and Patents Act 1988 or under the terms of a licence issued by the Copyright Licensing Agency Ltd, 90 Tottenham Court Road, London W1T 4LP, UK, without the permission in writing of the Publisher. Requests to the Publisher should be addressed to the Permissions Department, John Wiley & Sons Ltd, The Atrium, Southern Gate, Chichester, West Sussex PO19 8SQ, England, or emailed to permreq@wiley.co.uk, or faxed to (+44) 1243 770620. [show more]
Evidence-Based Medicine GuidelinesEvidence-Based Medicine Guidelines
Evidence-based Neurology: Management of Neurological DisordersEvidence-based Neurology: Management of Neurological Disorders
Evidence-Based Nursing Care for Stroke and Neurovascular ConditionsEvidence-Based Nursing Care for Stroke and Neurovascular Conditions
FAKTOR – FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PASIEN
OTOMIKOSIS DIPOLIKLINIK THT RUMAH SAKIT AR BUNDA
PRABUMULIH TAHUN 2024
FAKTOR – FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PASIEN
OTOMIKOSIS DIPOLIKLINIK THT RUMAH SAKIT AR BUNDA
PRABUMULIH TAHUN 2024
Description: Otomikosis tidak menyebabkan kematian secara langsung,namun keterlambatan penanganan dapat menyebabkan penurunan pendengaran/tuli. Berenang adalah faktor resiko terbesar untuk otomikosis, terutama berenang di air dengan tingkat bakteri yang tinggi. Selain berenang faktor yang mempengaruhi otomikosis lainnya adalah merokok, asap rokok menyebabkan menurunnya fungsi silia yang berada di sistem pernafasan sehingga menyebabkan penyumbatan mucous di tuba Eustachius. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan pasien otomikosis di poliklinik THT Rumah Sakit AR Bunda Prabumulih Tahun 2024. Metode yang digunakan pada penelitian ini bersifat deskriftif analitik dengan desain penelitian cross sectional, populasi dalam penelitian adalah semua pasien dengan diagnosa otomikosis yang berobat di poliklinik THT Rumah Sakit AR Bunda Prabumulih. Pemilihan sampel dengan caraprobability sampling. Tekhnik pengumpulan data menggunakan kuesioner. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada hubungan bermakna antara berenang dengan kejadian otomikosis (p value = 0,041,berdasarkan data responden yang tidak menggunakan penutup telinga/ ear pluq Odds Ratio (OR) 1,333 yang artinya responden yang berenang tanpa penutup telinga memiliki risiko 1,3 kali untuk menderita otomikosis dibandingkan dengan responden yang menggunakan penutup telinga/ ear pluq. Tidak ada hubungan bermakna antara merokok dengan kejadian otomikosis (p value = 1,00). kebiasaan tidak merokok merupakan faktor protektif (melindungi) atau dapat mengurangi risiko terhadap kejadian otomikosis. Untuk penelitian selanjutnya,perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan metode,desain penelitian,dan variabel yang berbeda sehingga dapat diketahui karakteristik dan faktor lain yang berperan dalam penyakit otomikosis. Perlu peningkatan promosi kesehatan tentang faktor-faktor yang menyebabkan kejadian otomikosis dan pencegahannya kepada masyarakat. Pasien Otomikosis hendaknya menjalani pengobatan secara tuntas untuk menghindari komplikasi yang berbahaya. [show more]
FAKTOR - FAKTOR PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA UPT PUSKESMAS PADANG GANTING KABUPATEN TANAH DATAR TAHUN 2019FAKTOR - FAKTOR PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA UPT PUSKESMAS PADANG GANTING KABUPATEN TANAH DATAR TAHUN 2019
Description:Perilaku hidup bersih dan sehat adalah sekumpulan perilaku yang dipraktikkan atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran yang menjadikan seseorang, keluarga atau masyarakat mampu menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan. Diare adalah sebuah penyakit dimana tinja atau feses berubah menjadi cair atau lembek, diare dapat menyebabkan seseorang kekurangan cairan. Sekitar lima juta anak di seluruh dunia meninggal karena diare akut. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor perilaku hidup bersih dan sehat yang berhubungan dengan kejadian diare pada balita. Jenis penelitian ini adalah deskriptif analitik dengan rancangan cross sectional. Variabel pada penelitian ini adalah pengetahuan, kebiasaan, peran bidan, dan kejadian diare. Populasi adalah seluruh ibu-ibu yang mempunyai anak balita yang berjumlah 243 orang dengan jumlah sampel 71 orang, tehnik pengambilan sampel secara acak sederhana. Penelitian dilakukan pada tanggal 2 – 20 September 2019. Data dikumpul dengan menggunakan kuesioner kemudian diolah dengan sistem komputerisasi dengan teknik analisis chi-squre. Hasil penelitian menunjukan 57,7 % responden memiliki pengetahuan baik, 60,6 % responden memiliki kebiasaan baik, 70, % responden mengatakan bidan mempunyai peran yang baik tentang perilaku hidup bersih dan sehat, serta 64,8 % responden tidak mengalami kejadian diare pada balita mereka. Ada hubungan antara pengetahuan responden dengan kejadian diare pada balita, dengan nilai p Value = 0,000 dan ada hubungan antara kebiasaan responden dengan kejadian diare pada balita, dengan nilai p Value = 0,001. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pengetahuan, kebiasaan, dan peran bidan dapat mempengaruhi angka kejadian diare. Disarankan Bagi pemegang program perlu dibuat perencanaan untuk melakukan penyegaran pembelajaran terhadap perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) dalam rumah tangga sehingga masyarakat terutama ibu yang mempunyai balita selalu terhindar dari diare dengan menerapkan ilmunya tersebut. [show more]