| EVALUASI PENERAPAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN RUMAH SAKIT PADA INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SAWAHLUNTO | EVALUASI PENERAPAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN RUMAH SAKIT PADA INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SAWAHLUNTO | | |
|
|
|
Description:
Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIM-RS) merupakan kewajiban
yang harus dimiliki oleh sebuah rumah sakit di Indonesia. Sistem Informasi
Manajemen Rumah Sakit sudah diatur dalam regulasi SIMRS yang tertuang
pada Permenkes RI Nomor 82 tahun 2013 tentang Sistem Informasi
Manajemen Rumah Sakit. Rumah sakit yang memiliki sistem manajemen
yang baik sudah hampir selalu dapat dipastikan bahwa standar
pelayananannya pun baik. Selain itu penggunaan SIMRS ini juga
merupakan suatu keharusan dalam memberikan pelayanan kepada pasien
terkait dengan pelaksanaan Jaminan Kesehatan Nasional. Berdasarkan latar
belakang yang telah dikemukakan di atas maka rumusan masalah pada
penelitian ini adalah bagaimana penerapan Sistem Informasi Manajemen
Rumah Sakit pada Instalasi Farmasi RSUD Sawahlunto. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan Sistem Informasi
Manajemen Rumah Sakit pada Instalasi Faramasi RSUD Sawahlunto. Jenis
penelitian ini adalah penelitian kualitatif studi evaluatif dengan metode
observasi dan wawancara mendalam terhadap 5 informan yang terdiri dari 1
orang Kasi Humas yang membawahi petugas SIMRS,1orang informan
petugas SIMRS , 1orang informan Petugas Logistik Farmasi, 1orang
Informan Petugas Pelayanan Apotek, dan 1 orang informan petugas
pembuat klaim obat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa komponen input
meliputi petugas SIMRS saat ini berjumlah 3 orang sudah cukup memadai,
hanya untuk tenaga penginput di ruangan masing-masing masih perlu
sosialisasi dan pelatihan, karena petugas pada ruangan sudah banyak yang
berganti,dan tidak adanya pelatihan khusus yang diberikan. Proses meliputi
kegiatan pengumpulan data, pengolahan data dan penyimpanan data. Output
meliputi hasil dari SIMRS sangat membantu sekali dan pelaksanaan
operasional RSUD karena dilakukan secara online, baik dalam pelayanan
maupun untuk manajemennya,
[show more]
|
|
EVALUASI PROGRAM INOVASI GERTAK CETTING
DALAM UPAYA PENURUNAN KASUS STUNTING
DI KOTA PAYAKUMBUH TAHUN 2023
| EVALUASI PROGRAM INOVASI GERTAK CETTING
DALAM UPAYA PENURUNAN KASUS STUNTING
DI KOTA PAYAKUMBUH TAHUN 2023
| | |
|
|
|
Description:
Prevalensi stunting di Provinsi Sumatera Barat pada tahun 2018 sedikit
berada dibawah prevalensi nasional yaitu sebesar 29,9%. Sementara pada tahun 2017
dalam Pemantauan Status Gizi tercatat sebanyak 30,6% balita stunting (9,3% sangat
pendek dan 21,30% pendek). Provinsi Sumatera Barat berada pada urutan ke 17
dengan prevalensi diatas nasional (39,2%) menurut data Riskesdas Tahun 2018.
Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa prevalensi stunting di di Sumatera
Barat ada pada kategori berat yaitu > 30%. (Riskesdas, 2018). Sedangkan Kota
Payakumbuh prevalensi stunting sebesar 20% dengan jumlah balita stunting 2.667
balita. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui Evaluasi Program Inovasi
GERTAK CETING dalam upaya penurunan kasus Stunting di Kota Payakumbuh.
Penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif dengan studi evaluasi untuk meneliti
sebuah peristiwa, kegiatan maupun program, dimana hasil yang diperoleh akan
memberikan gambaran terhadap Evaluasi Program Inovasi Gertak Ceting di Kota
Payakumbuh. Proses penelitian dilakukan dari bulan Februari 2023. Alat
pengumpulan data berupa lembar observasi, panduan wawancara , handphone untuk
merekam dan mendokumentasikan gambar serta alat tulis selama proses penelitian.
Data diolah secara manual dan dianalisis tanpa menggunakan uji statistik. Hasil
penelitian menunjukkan program inovasi stunting berjalan dengan baik karena
adanya dukungan dari Lintas Program dan Lintas Sektor yang terlibat aktif dalam
memberikan pelayanan kepada masyarakat. Dinilai dari kualitas dan kwantitas SDM
petugas sudah memenuhi standar, sarana dan prasarana mendukung, anggaran
terpenuhi, dan sasaran penerima manfaat sudah aktif dan berpartisipasi. Sehingga
untuk capaian kunjungan posyandu, Bumil KEK , Bumil anemia, Remaja putri
konsumsi TTD serta capaian kespro juga mengalami peningkatan setelah
dilakukannya kegiatan inovasi. [show more]
|
|
| EVALUASI PROGRAM SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT (STBM) MENUJU DESA OPEN DEFECATION FREE (ODF) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS LUBUK RAMO KABUPATEN KUANTAN SINGINGI TAHUN 2025 | EVALUASI PROGRAM SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT (STBM) MENUJU DESA OPEN DEFECATION FREE (ODF) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS LUBUK RAMO KABUPATEN KUANTAN SINGINGI TAHUN 2025 | | |
|
|
| EVALUASI PROGRAM SURVEILANS EPIDEMIOLOGI PENYAKIT TUBERKULOSIS DI PUSKESMAS PEKAN KAMIS KECAMATAN TILATANG KAMANG KABUPATEN AGAM TAHUN 2016 | EVALUASI PROGRAM SURVEILANS EPIDEMIOLOGI PENYAKIT TUBERKULOSIS DI PUSKESMAS PEKAN KAMIS KECAMATAN TILATANG KAMANG KABUPATEN AGAM TAHUN 2016 | | |
|
|
|
Description:Evaluasi program surveilans epidemiologi penyakit tuberkulosis merupakan sebuah program dalam pengendalian penyakit tuberkulosis dan harus sesuai dengan Peraturan Mentri Kesehatan Republik Indonesia No.45 tahun 2014 tentang penyelenggaraan Surveilans. Program ini dilaksanakan oleh Puskesmas Pekan Kamis dan diharapkan dapat melakukan penjaringan terhadap kasus penyakit tuberkulosis di wilayah kerja Puskesmas Pekan Kamis. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pelaksanaan program surveilans penyakit tuberkulosis di Puskesmas Pekan Kamis. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan informanya adalah Kepala Puskesmas dan Petugas Pemegang Program Surveilans penyakit. Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara mendalam dan observasi. Variabel penelitian ini mencakup komponen input, process, dan output. Hasil penelitian menunjukan pada komponen input yang menjadi permasalahan adalah dalam hal tenaga yang tidak sesuai dengan bidang keahlianya selanjutnya sarana prasarana seperti mikroskop yang sudah dimakan usia dan mengalami kerusakan. Pada komponen process untuk pengumpulan data Puskesmas masih mengalami kendala dikarenakan masyarakat yang tidak mau memeriksakan diri karena masih berkembangnya stigma tentang penyakit tuberkulosis di wilayah kerja Puskesmas, masih ada keterbatasan perangkat lunak dalam analisis dan interpretasi data , dan pada komponen Output semua pelaksanaan program surveilans sudah memenuhi atribut dari sistem tersebut yaitu adanya Simplicity, Flexibility, Acceptability, Positive Predictive Value, Representativeness, dan Timeliness. Kesimpulan dari penelitian diatas dapat masih adanya permasalahan dalam pelaksanaan surveilans epidemiologi penyakit tuberkulosis di Puskesmas Pekan Kamis terdapat pada komponen input dan process dari pelaksanaan kegiatan surveilans tersebut. [show more]
|
|
EVALUATION OF FIRE
SAFETY | EVALUATION OF FIRE
SAFETY | | |
|
|
|
Description:All Rights Reserved. No part of this publication may be reproduced, stored in a retrieval system or transmitted in
any form or by any means, electronic, mechanical, photocopying, recording, scanning or otherwise, except under
the terms of the Copyright, Designs and Patents Act 1988 or under the terms of a licence issued by the Copyright
Licensing Agency Ltd, 90 Tottenham Court Road, London W1T 4LP, UK, without the permission in writing of
the Publisher. Requests to the Publisher should be addressed to the Permissions Department, John Wiley & Sons
Ltd, The Atrium, Southern Gate, Chichester, West Sussex PO19 8SQ, England, or emailed to
permreq@wiley.co.uk, or faxed to (+44) 1243 770620. [show more]
|
|
| Evidence-Based Medicine Guidelines | Evidence-Based Medicine Guidelines | | |
|
|
| Evidence-based Neurology: Management of Neurological Disorders | Evidence-based Neurology: Management of Neurological Disorders | | |
|
|
| Evidence-Based Nursing Care for Stroke and Neurovascular Conditions | Evidence-Based Nursing Care for Stroke and Neurovascular Conditions | | |
|
|
FAKTOR – FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PASIEN
OTOMIKOSIS DIPOLIKLINIK THT RUMAH SAKIT AR BUNDA
PRABUMULIH TAHUN 2024 | FAKTOR – FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PASIEN
OTOMIKOSIS DIPOLIKLINIK THT RUMAH SAKIT AR BUNDA
PRABUMULIH TAHUN 2024 | | |
|
|
|
Description: Otomikosis tidak menyebabkan kematian secara langsung,namun keterlambatan
penanganan dapat menyebabkan penurunan pendengaran/tuli. Berenang adalah faktor
resiko terbesar untuk otomikosis, terutama berenang di air dengan tingkat bakteri yang
tinggi. Selain berenang faktor yang mempengaruhi otomikosis lainnya adalah merokok,
asap rokok menyebabkan menurunnya fungsi silia yang berada di sistem pernafasan
sehingga menyebabkan penyumbatan mucous di tuba Eustachius. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan pasien otomikosis
di poliklinik THT Rumah Sakit AR Bunda Prabumulih Tahun 2024. Metode yang
digunakan pada penelitian ini bersifat deskriftif analitik dengan desain penelitian cross
sectional, populasi dalam penelitian adalah semua pasien dengan diagnosa otomikosis
yang berobat di poliklinik THT Rumah Sakit AR Bunda Prabumulih. Pemilihan sampel
dengan caraprobability sampling. Tekhnik pengumpulan data menggunakan kuesioner.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada hubungan bermakna antara berenang
dengan kejadian otomikosis (p value = 0,041,berdasarkan data responden yang tidak
menggunakan penutup telinga/ ear pluq Odds Ratio (OR) 1,333 yang artinya responden
yang berenang tanpa penutup telinga memiliki risiko 1,3 kali untuk menderita
otomikosis dibandingkan dengan responden yang menggunakan penutup telinga/ ear
pluq. Tidak ada hubungan bermakna antara merokok dengan kejadian otomikosis (p
value = 1,00). kebiasaan tidak merokok merupakan faktor protektif (melindungi) atau
dapat mengurangi risiko terhadap kejadian otomikosis. Untuk penelitian
selanjutnya,perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan metode,desain penelitian,dan
variabel yang berbeda sehingga dapat diketahui karakteristik dan faktor lain yang
berperan dalam penyakit otomikosis. Perlu peningkatan promosi kesehatan tentang
faktor-faktor yang menyebabkan kejadian otomikosis dan pencegahannya kepada
masyarakat. Pasien Otomikosis hendaknya menjalani pengobatan secara tuntas untuk
menghindari komplikasi yang berbahaya.
[show more]
|
|
| FAKTOR - FAKTOR PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA UPT PUSKESMAS PADANG GANTING KABUPATEN TANAH DATAR TAHUN 2019 | FAKTOR - FAKTOR PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA UPT PUSKESMAS PADANG GANTING KABUPATEN TANAH DATAR TAHUN 2019 | | |
|
|
|
Description:Perilaku hidup bersih dan sehat adalah sekumpulan perilaku yang dipraktikkan
atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran yang menjadikan seseorang,
keluarga atau masyarakat mampu menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan.
Diare adalah sebuah penyakit dimana tinja atau feses berubah menjadi cair atau
lembek, diare dapat menyebabkan seseorang kekurangan cairan. Sekitar lima juta
anak di seluruh dunia meninggal karena diare akut. Tujuan penelitian ini untuk
mengetahui faktor-faktor perilaku hidup bersih dan sehat yang berhubungan
dengan kejadian diare pada balita. Jenis penelitian ini adalah deskriptif analitik
dengan rancangan cross sectional. Variabel pada penelitian ini adalah
pengetahuan, kebiasaan, peran bidan, dan kejadian diare. Populasi adalah seluruh
ibu-ibu yang mempunyai anak balita yang berjumlah 243 orang dengan jumlah
sampel 71 orang, tehnik pengambilan sampel secara acak sederhana. Penelitian
dilakukan pada tanggal 2 – 20 September 2019. Data dikumpul dengan
menggunakan kuesioner kemudian diolah dengan sistem komputerisasi dengan
teknik analisis chi-squre. Hasil penelitian menunjukan 57,7 % responden
memiliki pengetahuan baik, 60,6 % responden memiliki kebiasaan baik, 70, %
responden mengatakan bidan mempunyai peran yang baik tentang perilaku hidup
bersih dan sehat, serta 64,8 % responden tidak mengalami kejadian diare pada
balita mereka. Ada hubungan antara pengetahuan responden dengan kejadian
diare pada balita, dengan nilai p Value = 0,000 dan ada hubungan antara kebiasaan
responden dengan kejadian diare pada balita, dengan nilai p Value = 0,001.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pengetahuan, kebiasaan,
dan peran bidan dapat mempengaruhi angka kejadian diare. Disarankan Bagi
pemegang program perlu dibuat perencanaan untuk melakukan penyegaran
pembelajaran terhadap perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) dalam rumah
tangga sehingga masyarakat terutama ibu yang mempunyai balita selalu terhindar
dari diare dengan menerapkan ilmunya tersebut.
[show more]
|
|