FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN
STUNTING PADA BALITA USIA 24-59 BULAN DI WILAYAH
KERJA PUSKESMAS MANDIANGIN KOTA BUKITTINGGI
Description
Stunting merupakan masalah nutrisi pada anak yang terjadi di Negara-negara
berkembang seperti Indonesia. Dampak buruk stunting ini kesulitan dalam mencapai
perkembangan fisik dan kognitif yang optimal. Faktor penyebab terjadinya stunting
adalah usia ibu saat hamil, jumlah anak, pendapatan keluarga, dukungan ayah san
sosial budaya dalam pemenuhan nutrisi balita. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui Faktor - Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Stunting Pada
Balita Usia 24-59 Bulan Di Wilayah Kerja Puskesmas Mandiangin Kota Bukittinggi
Tahun 2023. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan
metode analitik observasional dengan pendekatan cross-sectional. Populasi dalam
penelitian ini adalah ibu yang memiliki balita usia 24-59 bulan yang berjumlah 1623
balita dengan sampel 94 balita. Penelitian ini dilakukan di Wilayah Kerja Puskesmas
Mandiangin Kota Bukittinggi Tahun 2023. Teknik pengambilan sampel
menggunakan Purposive Sampling sesuai dengan kriteria tertentu yang ditetapkan
peneliti. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner ECLS-B Father Self
Administered Questionnaire (National Center For Education Statistics) dan
Kemenkes RI,2014 dan kuesioner nilai budaya dan gaya hidup. Analisis data yang
digunakan adalah analisis univariat dan bivariat dengan uji chi-square Test ( = <
0,05). Hasil penelitian ini menunjukkan ada hubungan usia ibu saat hamil dengan
kejadian stunting (p = 0,044), tidak ada hubungan jumlah anak dengan kejadian
stunting (p = 0,796), tidak ada hubungan pendapatan keluarga dengan kejadian
stunting (p = 0,654), ada hubungan dukungan ayah dengan kejadian stunting (p =
0,012), dan ada hubungan sosial budaya dengan kejadian stunting (p = 0,002).
Kesimpulan dalam penelitian ini ada hubungan usia ibu saat hamil, dukungan ayah
dan sosial budaya pemenuhan nutrisi dengan kejadian stunting pada balita. Tidak ada
hubungan jumlah anak dan pendapatan keluarga dengan kejadian stunting pada
balita. Saran dalam penelitian ini diharapkan tenaga kesehatan dapat meningkatkan
penyuluhan tentang stunting, serta pelatihan kader posyandu balita agar dapat
menyebarluaskan informasi tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian
stunting.
berkembang seperti Indonesia. Dampak buruk stunting ini kesulitan dalam mencapai
perkembangan fisik dan kognitif yang optimal. Faktor penyebab terjadinya stunting
adalah usia ibu saat hamil, jumlah anak, pendapatan keluarga, dukungan ayah san
sosial budaya dalam pemenuhan nutrisi balita. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui Faktor - Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Stunting Pada
Balita Usia 24-59 Bulan Di Wilayah Kerja Puskesmas Mandiangin Kota Bukittinggi
Tahun 2023. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan
metode analitik observasional dengan pendekatan cross-sectional. Populasi dalam
penelitian ini adalah ibu yang memiliki balita usia 24-59 bulan yang berjumlah 1623
balita dengan sampel 94 balita. Penelitian ini dilakukan di Wilayah Kerja Puskesmas
Mandiangin Kota Bukittinggi Tahun 2023. Teknik pengambilan sampel
menggunakan Purposive Sampling sesuai dengan kriteria tertentu yang ditetapkan
peneliti. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner ECLS-B Father Self
Administered Questionnaire (National Center For Education Statistics) dan
Kemenkes RI,2014 dan kuesioner nilai budaya dan gaya hidup. Analisis data yang
digunakan adalah analisis univariat dan bivariat dengan uji chi-square Test ( = <
0,05). Hasil penelitian ini menunjukkan ada hubungan usia ibu saat hamil dengan
kejadian stunting (p = 0,044), tidak ada hubungan jumlah anak dengan kejadian
stunting (p = 0,796), tidak ada hubungan pendapatan keluarga dengan kejadian
stunting (p = 0,654), ada hubungan dukungan ayah dengan kejadian stunting (p =
0,012), dan ada hubungan sosial budaya dengan kejadian stunting (p = 0,002).
Kesimpulan dalam penelitian ini ada hubungan usia ibu saat hamil, dukungan ayah
dan sosial budaya pemenuhan nutrisi dengan kejadian stunting pada balita. Tidak ada
hubungan jumlah anak dan pendapatan keluarga dengan kejadian stunting pada
balita. Saran dalam penelitian ini diharapkan tenaga kesehatan dapat meningkatkan
penyuluhan tentang stunting, serta pelatihan kader posyandu balita agar dapat
menyebarluaskan informasi tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian
stunting.
Creator
Publisher
UNIVERSITAS PRIMA NUSANTARA BUKITTINGGI
Format
pdf
Document Viewer
Collection
Citation
NURUL ANNISA , “FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN
STUNTING PADA BALITA USIA 24-59 BULAN DI WILAYAH
KERJA PUSKESMAS MANDIANGIN KOTA BUKITTINGGI,” KOLEKSI DIGITAL - UNIVERSITAS PRIMA NUSANTARA BUKITTINGGI, accessed December 22, 2024, http://digilib.upnb.ac.id/items/show/1912.
STUNTING PADA BALITA USIA 24-59 BULAN DI WILAYAH
KERJA PUSKESMAS MANDIANGIN KOTA BUKITTINGGI,” KOLEKSI DIGITAL - UNIVERSITAS PRIMA NUSANTARA BUKITTINGGI, accessed December 22, 2024, http://digilib.upnb.ac.id/items/show/1912.