SOBOTTA ATLAS OF HUMAN ANTONOMY,INTERNAL ORGANS (JILID 2)

Description

Rongga dada (Cavea thoracis) berisi jantung (Cor) dan paru (Pulmones). Pada zaman dahulu, roh kehidupan diyakini terhirup bersama dengan udara yang mencapai paru, bercampur dengan darah dalam jantung yang saat itu dianggap sebagai tempat ber- semayamnya jiwa, dan didistribusikan ke seluruh tubuh oleh pem- buluh darah. Bahkan hari ini, jantung masih dianggap sebagai mesin kehidupan dan dalam istilah sehari-hari, jantung juga dianggap sebagai pusat emosi. Secara ilmiah, jantung didefinisikan sebagai otot berongga yang memompa darah ke sirkulasi paru yang lebih kecil (sirkulasi pulmoner) dan sirkulasi tubuh yang lebih besar (sirkulasi sistemik): Bagian kiri jantung memompa darah beroksigen ke dalam sirkulasi sistemik yang mengirimkan darah ke organ-organ melalui arteri (meninggalkan jantung). Pembuluh darah mikrosirkulasi bercabang untuk memungkinkan pertukaran nutrisi dan gas di tingkat kapiler. Vena mengembalikan darah yang terdeoksigenasi ke bagian kanan jantung kemudian diteruskan ke sirkulasi pulmoner. Arteri pulmonalis mengirimkan darah terdeoksigenasi ke paru. Di dalam jaringan kapiler pulmoner, darah yang terdeoksigenasi akhir- nya mencapai alveolus, diperkaya dengan oksigen lalu dikirimkan melalui vena pulmonalis ke atrium kiri. Hal ini melengkapi sirkulasi darah, Fungsi jantung sebagai suatu pompa sangat menarik: Denyut jan- tung rata-rata adalah 70 kali per menit dan dengan setiap kontraksi sistolik, jantung memompa sebanyak 70 ml darah masuk ke dalam sirkulasi. Tanpa stimulasi tambahan pun jantung dalam kondisi "gembira", jantung berdenyut lebih dari 100.000 kali per hari dan 36 juta kali per tahun. Volume darah (206.000 m3), yang dipompa oleh jantung dalam waktu 80 tahun, akan cukup untuk mengisi kolam renang berukuran Olympic. Sebaliknya, tidak ada satu pun fungsi tubuh yang dapat bekerja, tanpa jantung: pada kebanyakan kasus, henti jantung adalah penyebab segera kematian. Dalam kursus pembedahan, pembukaan rongga dada dilakukan de- ngan perasaan campur aduk antara takjub, gembira dan tertarik dirasakan oleh para pengajar dan mahasiswa. Pembukaan jantung dan paru serta hak untuk menyentuh dan mengamati kedua organ vital ini dirasakan sebagai suatu kehormatan besar selama masa pelatihan ini. Mediastinum Pemisahan besar secara sagital yang melintasi Thorax dari aspek posterior Sternum ke aspek ventralis vertebra thoracalis. lni yang disebut Mediastinum {dari Latin "in medio stans" : "berdiri di tengah"), Di bagian kranial, Mediastinum berlanjut tanpa batas yang tegas dengan viscera leher melalui Apertura thoracis superior, Di bagian kaudal, Mediastinum bertumpu pada diafragma dan berbatas tegas. Paru terletak di dalam kavitas pleura tersendiri (Cavitates pleurales) di kedua sisi Mediastinum. Di dalam Mediastinum, beberapa organ saling berkaitan. Thymus terletak di Mediastinum superius tepat di belakang Sternum. Thymus adalah suatu organ sistem imun namun segera sesudah pubertas, Thymus beregresi menjadi badan adiposa. V. cava superior di- pindahkan ke sebelah kanan dari bidang median. Cabang-cabang- nya Vv. Brachiocephalicae-menutupi trunkus arteri besar hingga ke leher dan lengan yang keluar dari Arcus aorta. Arteri utama yang melengkung seperti tongkat (Aorta) mendominasi di bagian kiri Mediastinum. Tersembunyi di bawah vena dan arcus aorta, Trachea turun di Mediastinum superius dan bercabang menjadi bronkus utama kanan dan kiri, Bronchi principales. Oesophagus terletak d! bagian belakang Trachea dan di depan vertebrae. Di antara Oesophagus dan vertebrae, terdapat Ductus thoracicus yang tipis. yang membawa limfe seperti susu (mengandung lemak yang diab- sorbsi dari makanan) dari tubuh bagian bawah. Jantung mendominasi di Mediastinum inferius yang mengarah ke diafragma. Jantung terletak di dalam kavitas serosa berdinding tebal yang terpisah, Cavitas pericardiaca dan memperluas Mediastinum ke sisi kiri. Jantung hanya terlihat sesudah pengirisan atau pengangkatan dinding kavitas, pericardium. Bagian terbesar jantung bersandar pada diafragma dengan apeksnya (Apex cordis) menunjuk ke bagian kiri bawah ke arah Spatium intercostale V sinistra. Dengan me- megang jantung pada bagian apeksnya, jantung dapat digerakkan secara bebas di dalam kavitas. Satu-satunya perlekatan jantung adalah pembuluh darah besar yang muncul di bagian atas (Aorta, A. pulmonalis) dan masuk di permukaan posteriornya (Vv. Pulmonales, Vv. Cavae superior et inferior). Dasar jantung (Basis cordis) dengan asal pembuluh darah terletak berlawanan dengan apeks. Tepat di belakang Pericardium-lebih tepatnya: di belakang atrium kiri jantung-Oesophagus turun ke Hiatus oesophagus pada dia- fragma. Sedikit ke kiri dari Oesophagus, juga di belakang Pericardium, Aorta dan Ductus thoracicus turun dan masuk ke Hiatus aorticus pada diafragma. V. cava inferior melintasi diafragma melalui orifisium tersendiri (Foramen venae cavae). yang terletak sedikit ke kanan dan ke sisi dorsal dari pusat diafragma, serta masuk ke perikardium dan Basis cordis dari inferior. Selain itu, sejumlah struktur lainnya, seperti Aa. Thoracicae internae, Nn. Phrenici, Nn. Vagi, Vv. Azygotes, serta ganglion dan saraf dari trunkus simpatis {bagian dari sistem saraf otonom) turun di mediastinum. Paru dan Cavitasnya Paru kanan trilobular yang lebih besar dan paru kiri bilobular yang lebih kecil terletak di dalam kavitas serosa tersendiri (Cavitates pleurales), masing-masing, di sisi kanan dan kiri Mediastinum. Kedua paru dilapisi oleh membrana serosa tipis yang transparan (Pleura visceralis), dapat terlihat pola pigmen seperti jaring berwarna hitam yang melaluinya. Pigmen antrakotik ini terutama terdiri dari sulang asap, karbon yang berasal dari asap sisa pembakaran dan asap rokok. Sejumlah nodus limfatikus di dekat hilus paru (lihat bawah) menunjukkan pigmen ini dalam jumlah yang sangat banyak. Paru seharusnya dapat bergerak bebas di dalam cavitas pleuranya. Paru hanya melekat di hilum, tempat masuknya bronchus, Aa. Pulmonales, dan Vv. Pulmonales ke dalam paru dari Mediastinum. Seringkali, akibat dari inflamasi, pleura yang melapisi paru (Pleura visceralis) melekat dengan pleura serosa costa (Pleura costalis), Mediastinum (Pleura mediastinalis), atau diafragma (Pleura diaphrag- matica), yang kesemuanya membentuk Pleura parietalis. Saat ekspirasi, Pleura parietalis lebih besar daripada pleura visceralis dan melebihi batas-batas paru. Ruang maya, tempat paru dapat mengem- bang selama inspirasi dalam disebut Recessus pleurales Pleura. Selama respirasi, paru beradaptasi dengan bentuk dinding thorax dan diafragma. Paru mengembang dan mengecil seiring dengan paru masuk dan keluar recessus. Oleh sebab itu, perlekatan Pleura parietalis pada Pleura visceralis membatasi fungsi paru.

Creator

Publisher

ELSEVIER

Format

PDF

Document Viewer

Files

Sobotta (Jil.2).pdf

Collection

Citation

URBAN&FISCHER, “SOBOTTA ATLAS OF HUMAN ANTONOMY,INTERNAL ORGANS (JILID 2),” KOLEKSI DIGITAL - UNIVERSITAS PRIMA NUSANTARA BUKITTINGGI, accessed December 22, 2024, http://digilib.upnb.ac.id/items/show/2580.