Pedoman Penyelenggaraan Manajemen Terpadu
Balita Sakit Berbasis Masyarakat (MTBS-M). | Pedoman Penyelenggaraan Manajemen Terpadu
Balita Sakit Berbasis Masyarakat (MTBS-M). | | |
|
|
PEDOMAN PENYELENGGARAAN PUSKESMAS MAMPU PONED | PEDOMAN PENYELENGGARAAN PUSKESMAS MAMPU PONED | | |
|
|
Description:Pedoman ini merupakan penyempurnaan Pedoman
Pengembangan Pelayanan Obstetri-Neonatal Emergensi Dasar (PONED) yang telah disusun pada tahun 2004. Pedoman ini diharapkan menjadi acuan bagi Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dalam melakukan pembinaan dan pengembangan Puskesmas mampu PONED sehingga mampu melaksanakan penanganan kasus
emergensi maternal dan neonatal sesuai standar dan terlaksana secara optimal.
Penurunan kematian dan peningkatan kualitas hidup ibu dan anak tidak
terlepas dari penanganan kasus emergensi di fasilitas pelayanan kesehatan dasar melalui upaua peningkatan PONED di Puskesmas. Berbagai Upaya yang dilaksanakan dalam PONED antara lain peningkatan pengetahuan dan keterampilan Ɵ m dalam menyelenggarakan PONED, pemenuhan tenaga
kesehatan, pemenuhan ketersediaan peralatan, obat dan bahan habis pakai, manajemen penyelenggaraan serta sistem rujukannya. Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Dasar (PONED) di Puskesmas juga sangat membutuhkan kerjasama yang baik dengan Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Komprehensif (PONEK) di Rumah Sakit sebagai suatu kesatuan sistem rujukan mempunyai peran yang sangat penting. [show more]
|
|
pedoman peralatan medik bagi pelayanan kesehatan bayi baru lahir, bayi dan balita pengoperasian dan pemeliharaan | pedoman peralatan medik bagi pelayanan kesehatan bayi baru lahir, bayi dan balita pengoperasian dan pemeliharaan | | |
|
|
pedoman pratikum ilmu pangan untuk d-III & d-IV gizi | pedoman pratikum ilmu pangan untuk d-III & d-IV gizi | | |
|
|
Description: Serelia merupakan sumber hidrat arang dan banyak digunakan dan banyaknya digunakan sebagai makanan pokok, misalnya
nasi dan roti dan jenis makanan kecil seperti kue-kue basah, kue kering diantara berbagai jenis serelia yang paling luas digunakan,
khususnya di Indonesia ialah beras dan jagung. Dalam praktikum ini di gunakan beras dan jagung.
Dalam praktikum Ilmu Pangan ini meliputi jenis serelia/nama berbagi macam serelia, bentuk dan karakteristiknya dan kriteria
mutu serelia pada berbagai tingkatan mutu secara objektif dan subjektif. Serelia adalah biji-bjian yang dihasilkan dari semua
anggota famili rumput-rumputan (graminae). Banyak jenis serelia yang dimanfaatkan untuk kepentingan manusia serelia tersebut
mempunyai striktur fisik yang berbeda beda. [show more]
|
|
pedoman program pencegahan penularan HIV, sifilis dan hepatitis B dari ibu ke anak | pedoman program pencegahan penularan HIV, sifilis dan hepatitis B dari ibu ke anak | | |
|
|
pedoman standar nasional pelayanan kesehatan peduli remaja | pedoman standar nasional pelayanan kesehatan peduli remaja | | |
|
|
pedoman surveilans kematian ibu | pedoman surveilans kematian ibu | | |
|
|
PEDOMAN UMUM EJAAN BAHASA INDONESIA | PEDOMAN UMUM EJAAN BAHASA INDONESIA | | |
|
|
Description:Penyempurnaan terhadap ejaan bahasa Indonesia telah dilakukan
oleh Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan. Penyempurnaan tersebut menghasil-
kan naskah yang pada tahun 2015 telah ditetapkan menjadi Pera-
turan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 50 Tahun
2015 tentang Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia.
Ditinjau dari sejarah penyusunannya, sejak peraturan ejaan
bahasa Melayu dengan huruf Latin ditetapkan pada tahun 1901 ber-
dasarkan rancangan Ch. A. van Ophuijsen dengan bantuan Engku
Nawawi gelar Soetan Ma'moer dan Moehammad Taib Soetan Ibra-
him, telah dilakukan penyempurnaan ejaan dalam berbagai nama
dan bentuk.
Pada tahun 1938, pada Kongres Bahasa Indonesia yang per-
tama di Solo, disarankan agar ejaan Indonesia lebih banyak diinter-
nasionalkan. Pada tahun 1947 Soewandi, Menteri Pengajaran, Pen-
didikan, dan Kebudayaan pada masa itu, menetapkan dalam surat
keputusannya tanggal 19 Maret 1947, No. 264/Bhg.A bahwa peru-
bahan ejaan bahasa Indonesia dengan maksud membuat ejaan yang
berlaku menjadi lebih sederhana. Ejaan baru itu oleh masyarakat
diberi julukan Ejaan Republik.
Kongres Bahasa Indonesia Kedua, yang diprakarsai Menteri
Moehammad Yamin, diselenggarakan di Medan pada tahun 1954.
Kongres itu mengambil keputusan supaya ada badan yang me-
nyusun peraturan ejaan yang praktis bagi bahasa Indonesia. Panitia
yang dimaksud yang dibentuk oleh Menteri Pengajaran, Pendidikan
dan Kebudayaan dengan surat keputusannya tanggal 19 Juli 1956,
No. 44876/S, berhasil merumuskan patokan-patokan baru pada ta-
hun 1957.
Sesuai dengan laju pembangunan nasional, Lembaga Bahasa
dan Kesusastraan yang pada tahun 1968 menjadi Lembaga Baha-
sa Nasional, kemudian pada tahun 1975 menjadi Pusat Pembinaan
dan Pengembangan Bahasa, menyusun program pembakuan baha-
sa Indonesia secara menyeluruh. Di dalam hubungan ini, Panitia
Ejaan Bahasa Indonesia Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
yang disahkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Sarino [show more]
|
|
PEDOMAN UNTUK PUSKESMAS
DALAM PEMBERDAYAAN LANJUT USIA
| PEDOMAN UNTUK PUSKESMAS
DALAM PEMBERDAYAAN LANJUT USIA
| | |
|
|
Pedoman untuk Puskesmas dalam Perawatan Jangka Panjang
bagi Lanjut Usia | Pedoman untuk Puskesmas dalam Perawatan Jangka Panjang
bagi Lanjut Usia | | |
|
|