HUBUNGAN FAKTOR GENETIK DENGAN TIPE DIABETES MELITUS (DM) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GUGUK PANJANG KOTA BUKTTIGGI TAHUN 2025
| HUBUNGAN FAKTOR GENETIK DENGAN TIPE DIABETES MELITUS (DM) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GUGUK PANJANG KOTA BUKTTIGGI TAHUN 2025
| | |
|
|
| HUBUNGAN FAKTOR PENYEBAB ISPA DENGAN TINGKAT KEJADIAN ISPA PADA PENDERITA ISPA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RIMBO DATA KEC. PANGKALAN KOTO BARU KAB. LIMA PULUH KOTA TAHUN 2018 | HUBUNGAN FAKTOR PENYEBAB ISPA DENGAN TINGKAT KEJADIAN ISPA PADA PENDERITA ISPA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RIMBO DATA KEC. PANGKALAN KOTO BARU KAB. LIMA PULUH KOTA TAHUN 2018 | | |
|
|
|
Description:Prevalensi ISPA di Indonesia tahun 2016 mencapai 25%, di Kab. Lima Puluh kota
14,38%, di Puskesmas Rimbo Data ISPA 369 kasus. Di Puskesmas Rimbo Data
kasus ISPA banyak diderita oleh orang dewasa karena beberapa faktor pencetus,
salah satunya wilayah ini berada di sekitar jalan raya Sumbar-Riau dan sering terjadi
polusi udara dan sanitasi lingkungan yang kurang memadai. Tujuan penelitian ini
untuk mengetahui Hubungan Faktor Penyebab ISPA dengan Tingkat kejadian ISPA
pada penderita ISPA Di Wilayah Keja Puskesmas Rimbo Data tahun 2018. Jenis
penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross
sectional. Jumlah sampel didapatkan sebanyak 79. Data dianalisis menggunakan uji
chi square (CI 95%, 0.05). Hasil analisis menyatakan 37 (46.8%) responden
menderita ISPA sedang, 48 (60.8%) sanitasi lingkungan yang tidak sehat, 51 (64.6%)
polusi udara yang tercemar. Analisis bivariat hubungan antara sanitasi lingkung dan
kejadian ISPA menunjukkan adanya (p value 0.007) (p<0.05) dan hubungan antara
polusi udara dengan kejadian ISPA (p value 0.018). Berdasarkan hasil diatas
disimpulkan adanya hubungan yang bermakna antara sanitasi lingkungan, polusi
udara dan tingkat kejadian ISPA di Wilayah Kerja Puskesmas Rimbo Data tahun
2018. Diharapkan kepada petugas kesehatan di Puskesmas Rimbo Data untuk dapat
mendorong dan membina masyarakat untuk lebih menjaga kesehatan lingkungan
sekitar dan mengajak masyarakat untuk memperbaiki lingkungan dengan fasilitas
yang ada sehingga memperkecil resiko terjadinya ISPA. [show more]
|
|
HUBUNGAN HASIL UJI KUALITAS BAKTERIOLOGIS AIR MINUM PADA DEPOT AIR MINUM ISI ULANG DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI KECAMATAN GUGUK PANJANG KOTA BUKITTINGGI TAHUN 2025
| HUBUNGAN HASIL UJI KUALITAS BAKTERIOLOGIS AIR MINUM PADA DEPOT AIR MINUM ISI ULANG DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI KECAMATAN GUGUK PANJANG KOTA BUKITTINGGI TAHUN 2025
| | |
|
|
| HUBUNGAN IMPLEMENTASI SURGICAL SAFAETY CHECKLIST (SSC) DENGAN KESELAMATAN PASIEN BEDAH DI KAMAR BEDAH RSUD HAMBA TAHUN 2020 | HUBUNGAN IMPLEMENTASI SURGICAL SAFAETY CHECKLIST (SSC) DENGAN KESELAMATAN PASIEN BEDAH DI KAMAR BEDAH RSUD HAMBA TAHUN 2020 | | |
|
|
|
Description:Surgical Safety Ceklist (SCC) merupakan suatu kegiatan yang diakukan pada
pasien yang masuk ruangan kamar bedah dalam memberikan indikasi keselamatan
untuk pelaksanaan operasi Keselamatan pasien merupakan acuan bagi rumah sakit
di Indonesia untuk melaksanakan kegiatannya sehingga hal tersebut dijadikan
standar guna meningkatkan mutu pelayanan. Salah satu untuk meningkatkan
standar keselamatan pasien yang ada adalah dengan mengunakan surgical safety
ceklist (SCC) dalam menerima asuhan yang aman dan perlunya keselamatan di
ruangan bedah di rumah sakit dengan demikian maka peneliti perlu mengangkat
judul “Hubungan pelaksanaan surgical safety ceklist (SCC) pasien dengan
keselamatan pasien di Ruangan bedah RSUD Hamba tahun 2020. Metode
penelitian ini adalah Studi Kuantitatif dengan pendekatan Croscektional dimana
sampel sebanyak 50 orang dengan uji satatistik menggunakan Uji Chi Square .
Hasil penelitian didapatkan bahwa ; Lebih dari separoh responden 60.0%
pelaksanaan surgical safety ceklist (SCC) pasien baik di Ruangan Bedah RSUD
HAMBA tahun 2020. Lebih dari separoh responden 54.0 % keselamatan pasien
tidak beresiko di Ruangan Bedah RSUD HAMBA tahun 2020, Terdapat
hubungan Pelaksanaan surgical safety ceklist (SCC) pasien dengan keselamatan
pasien di Runagan Bedah RSUD HAMBA dengan Pvalue (0.031<0.05) .
Hendaknya semua perawat dan juga pasien harus memehami perlunya surgical
safety ceklist (SCC) dan juga penelitian ini dapat dilanjutkan lebih ketingkat
analisis sehingga bermanfaat bagi semua yang membaca baik individu maupun
Instansi kesehatan dan seluruh tenaga kesehatan . [show more]
|
|
HUBUNGAN IMT DAN USIA MENARCHE IBU TERHADAP
KEJADIAN MENARCHE DINI PADA SISWI KELAS 4-6
SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN BATHIN III
KABUPATEN BUNGO
TAHUN 2020 | HUBUNGAN IMT DAN USIA MENARCHE IBU TERHADAP
KEJADIAN MENARCHE DINI PADA SISWI KELAS 4-6
SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN BATHIN III
KABUPATEN BUNGO
TAHUN 2020 | | |
|
|
|
Description: Menarche adalah periode menstruasi pertama dalam kehidupan seorang
wanita dan merupakan penanda akhir perkembangan pubertas di sekitar usia 12-14
tahun. Menarche dini berhubungan dengan beberapa faktor yang meliputi status
gizi, genetik, sosial ekonomi, aktifitas fisik, keterpaparan media massa orang
dewasa, dan lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan
Indeks Massa Tubuh (IMT) dan usia menarche ibu terhadap kejadian menarche
dini pada siswi kelas 4-6 sekolah dasar di kecamatan Bathin III kabupaten Bungo
tahun 2020. Penelitian ini merupakan penelitian analitik kuantitatif dengan desain
penelitian Cross-Sectional dimana jumlah populasi 375 siswi dengan sampel 77
siswi sekolah dasar di wilayah kecamatan Bathin III dibulan Januari sampai
Februari 2020, dengan menggunakan uji analisis chi-square. Teknik pengambilan
sampel secara Simple Random Sampling, responden paling banyak didapatkan di 6
sekolah dasar dari 11 sekolah dasar yang ada di kecamatan Bathin III. Mayoritas
responden adalah IMT normal sebanyak 70 orang (90,9%), usia menarche ibu
responden normal sebanyak 40 orang (51,9%), dan pada siswi yang mengalami
menarche dini sebanyak 42 orang (54,5%). Berdasarkan analisis uji chi-square,
didapatkan nilai P value = 0,444 antara IMT dengan kejadian menarche dini, dapat
disimpulkan tidak ada hubungan IMT terhadap kejadian menarche dini pada siswi
kelas 4-6 sekolah dasar. Nilai P value = 0,000 antara usia menarche ibu terhadap
kejadian menarche dini, dapat disimpulkan ada hubungan usia menarche ibu
terhadap kejadian menarche dini pada siswi kelas 4-6 sekolah dasar di kecamatan
Bathin III kabupaten Bungo tahun 2020. Dengan demikian, faktor usia menarche
Ibu perlu diperhatikan sebagai patokan untuk mencapai hasil proses pertumbuhan
yang normal dan patologis pada siswi di kemudian hari.
Referensi : 60 (1982 – 2018) [show more]
|
|
HUBUNGAN INDEKS MASA TUBUH IBU SEBELUM HAMIL, KENAIKAN BERAT
BADAN IBU SELAMA HAMIL, DAN JUMLAH KUNJUNGAN ANC TERHADAP
KEJADIAN STUNTING PADA ANAK USIA 2-5 TAHUN
DI PUSKESMAS HALABAN KABUPATEN
LIMA PULUH KOTA TAHUN 2023
| HUBUNGAN INDEKS MASA TUBUH IBU SEBELUM HAMIL, KENAIKAN BERAT
BADAN IBU SELAMA HAMIL, DAN JUMLAH KUNJUNGAN ANC TERHADAP
KEJADIAN STUNTING PADA ANAK USIA 2-5 TAHUN
DI PUSKESMAS HALABAN KABUPATEN
LIMA PULUH KOTA TAHUN 2023
| | |
|
|
| HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH (IMT) DENGAN KADAR GULA DARAH PADA DIABETES MELITUS TIPE II DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GUGUK PANJANG BUKITTINGGI TAHUN 2020 | HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH (IMT) DENGAN KADAR GULA DARAH PADA DIABETES MELITUS TIPE II DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GUGUK PANJANG BUKITTINGGI TAHUN 2020 | | |
|
|
|
Description:Indeks massa tubuh berlebih memiliki resiko diabetes mellitus lebih besar dibandingkan resiko penyakit lain. Dari 7 puskesmas di Bukittinggi selama 3 bulan terakhir didapatkan data 110 kasus DM tipe II di Puskesmas Guguk Panjang tahun 2020. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Hubungan Indeks Massa Tubuh (IMT) Dengan Kadar Gula Darah Pada Diabetes Melitus Tipe II Di Wilayah Kerja Puskesmas Guguk Panjang Bukittinggi Tahun 2020. Jenis penelitian ini kuantitatif, dengan desain penelitian korelasi dan pendekatan cross sectional, jumlah sample 52 orang dengan teknik purposive sampling. Data dianalisis menggunakan uji chi-square dengan hasil 18 responden (34,6%) menunjukkan IMT dengan kategori Obesitas, 42 responden (80,8%) memiliki kadar gula darah tidak normal, dari 6 responden dengan indeks massa tubuh kurus juga terdapat 6 responden dengan kadar gula darah tidak normal, selanjutnya dari 28 responden dengan indeks massa tubuh normal juga terdapat 10 responden (35,7%) dengan dengan kadar gula darah normal. Hasil uji statistik indeks massa tubuh dengan kadar gula darah pada diabetes mellitus tipe II diperoleh nilai p=0,001 (p<0,05) yang artinya Ho ditolak dan Ha diterima. Kesimpulan penelitian ini ada hubungan yang bermakna antara indeks massa tubuh dengan kadar gula darah pada diabetes mellitus tipe II. Disarankan kepada peneliti selanjutnya untuk dapat melakukan observasi dari pola makan dan lama sakit pada pasien diabetes mellitus tipe II. [show more]
|
|
Hubungan Intensitas Bermain Game Pada Anak Usia
Sekolah Di SDN 28 Talago Lubuk Sikaping Tahun
2025 | Hubungan Intensitas Bermain Game Pada Anak Usia
Sekolah Di SDN 28 Talago Lubuk Sikaping Tahun
2025 | | |
|
|
Hubungan Interaksi Sosial dengan Kesepian pada Lansia di PSTW
Kasih Sayang Ibu Batusangkar Tahun 2018 | Hubungan Interaksi Sosial dengan Kesepian pada Lansia di PSTW
Kasih Sayang Ibu Batusangkar Tahun 2018 | | |
|
|
|
Description:Seiring bertambahnya usia setiap manusia akan memasuki fase lansia dengan segala
penurunan fisik dan psikologis yang dialaminya. Salah satu permasalahan psikologis pada
lansia yang ada di PSTW adalah kesepian dan rasa jenuh. Kondisi ini dapat menyebabkan
munculnya berbagai masalah kesehatan fisik dan psikologis. PSTW Kasih Sayang Ibu
Batusangkar merupakan salah satu PSTW yang ada di Sumatera Barat dengan jumlah warga
binaan sebanyak 70 responden dan mayoritas lansia yang ada di PSTW Kasih Sayang Ibu
mengalami kesepian. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan interaksi social
dengan kesepian pada lansia di PSTW Kasih Sayang Ibu Batusangkar Tahun 2018. Jenis
penelitian deskriptif korelasi dengan pendekatan cross sectional. Populasi pada penelitian ini
adalah semua lansia yang ada di PSTW Kasih Sayang Ibu Batusangkar yaitu sebanyak 70
responden. Pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling
dengan besaran sampel sebanyak 41 responden. Pengumpulan data penelitian menggunakan
kuesioner, analisis data meliputi analisis univariat dan analisis bivariat menggunakan uji chi-
square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 20 responden dengan interaksi social baik,
kurang dari separuh yaitu sebanyak 8 responden (40,0%) masih mengalami kesepian,
sedangkan dari 21 responden dengan interaksi sosial kurang baik, terdapat lebih dari separoh
yaitu sebanyak 15 responden (71,4%) mengalami kesepian dan ada hubungan antara interaksi
social dengan kesepian pada lansia ( pvalue = 0,043, OR = 4,00). Dapat disimpulkan bahwa
interaksi social berhubungan signifikan dengan kesepian pada lansia, untuk itu diharapkan
kepada lansia untuk selalu menjaga dan membangun interaksi sosial di panti sosial, agar rasa
kesepian lansia dapat dikurangi dan dapat meningkatkan kualitas hidup lansia selama berada
di panti sosial, dan di harapkan kepada peneliti berikutnya untuk meneliti lebih lanjut tentang
faktor-faktor yang menyebabkan kesepian. [show more]
|
|
HUBUNGAN JARAK KELAHIRAN DAN POLA ASUH TERHADAP
PERKEMBANGAN ANAK USIA 36 BULAN DI WILAYAH
KERJA PUSKESMAS LADANG PANJANG
PASAMAN TAHUN 2020
| HUBUNGAN JARAK KELAHIRAN DAN POLA ASUH TERHADAP
PERKEMBANGAN ANAK USIA 36 BULAN DI WILAYAH
KERJA PUSKESMAS LADANG PANJANG
PASAMAN TAHUN 2020
| | |
|
|
|
Description:Tahun-tahun pertama kehidupan anak merupakan kurun waktu yang sangat penting
dan kritis dalam hal tumbuh kembang fisik, mental, dan psikososial, yang berjalan
sedemikian cepatnya sehingga keberhasilan tahun-tahun pertama untuk sebagian
besar menentukan masa depan anak. Perkembangan dasar yang terjadi pada masa
balita akan memengaruhi dan menentukan perkembangan anak selanjutnya.
Perkembangan dapat dipengarahui oleh banyak factor dinataranya jarak kelahiran dan
pola asuh. Untuk itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan jarak
kelahiran dan pola asuh terhadap perkembangan anak di wilayah kerja Puskesmasa
Ladang Panjang Pasaman. Penelitian ini dilakukan dengan survey analitik dengan
pendekatan cross sectional. Penelitian ini melibatkan 34 sampel dimana pengambilan
sampel dilakukan secara total sampling. Setelah dilakukan penelitian, didapatkan
hasil responden yang memiliki jarak kelahiran normal lebih dari separoh yaitu 58,8%,
pola asuh normal sebanyak 47,1%, dan menyimpang sebanyak 52,9%. Sedangkan
perkembangan anak menyimpang didapati lebih dari separoh yaitu 58,8%. Setelah
dilakukan analisis data didaptkan hasil tidak ada hubungan jarak kelahiran dengan
perkembangan anak (p = 0,211) dan didapatkan hasil terdapat hubungan antara pola
asuh dengan perkemabangan anak (p=0,001). Jarak kelahiran tidak berpengaruh
terhadap perkembangan anak karena tergantung kepada kesadaran dari orang tua dan
bagaimana cara orang tua membagi waktu untuk anak. Sedangkan pola asuh memiliki
pengaruh terhadap perkembangan anak karena asuhan yang diberikan orang tua
kepada anak memberikan efek langsung terhadap anak yang akan menjadi sumber
pelajaran bagi anak. Salah satu upaya untuk mengatasi masalah perkembangan anak
yaitu dengan memberikan informasi bagi orang tua atau keluarga agar mampu
menerapkan pola pengasuhan anak yang baik dan benar, serta memberikan stimulasi-
stimulasi positif yang dapat memperbaiki proses perkembangan anak, karena ibu atau
keluarga merupakan wahana pertama dan utama yang sangat berperan penting dalam
pembentukan perkembangan anak yang optimal khususnya pada perkembangan
bahasa dan sosial emosional yang berhungan langsung dengan pola asuh dan interaksi
anak terhadap orang tua atau anggota keluarga di rumah.
[show more]
|
|