EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM POSYANDU LANSIA DI PUSKESMAS KUMANIS KECAMATAN SUMPUR KUDUS KABUPATEN SIJUNJUNG TAHUN 2016 | EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM POSYANDU LANSIA DI PUSKESMAS KUMANIS KECAMATAN SUMPUR KUDUS KABUPATEN SIJUNJUNG TAHUN 2016 | | |
|
|
Description:Cakupan pelayanan kesehatan lansia di Puskesmas Kumanis adalah yang terendah di Kabupaten Sijunjung adalah sebanyak 16,7% dan masih jauh dari capaian target 70%. Penelitian bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan program posyandu lansia di Puskesmas Kumanis tahun 2016. Metode penelitian yang digunakan metode kualitatif dengan desain studi evaluatif. Penelitian dilakukan bulan Agustus 2016 di Puskesmas Kumanis, pengambilan sampel yang digunakan bersifat purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam terhadap kepala puskesmas, pengelola program, kader posyandu lansia dan lansia, observasi pelaksanaan posyandu lansia, dan telaah dokumen. Hasil penelitian ini dari komponen input, belum adanya regulasi dari Dinas Kesehatan Kabupaten Sijunjung untuk mendukung pelaksanaan program posyandu lansia. Tenaga pelaksana belum ada mengikuti pelatihan, keaktifan petugas dan kader masih kurang. Sarana prasarana posyandu lansia tidak ada tempat khusus. Pada komponen process, secara umum kegiatan posyandu lansia di Puskesmas Kumanis tidak terlaksana secara maksimal karena kendala keaktifan pengelola program maupun petugas kesehatan yang tidak konsisten dengan rencana kerja sehingga ada kegiatan yang tidak terlaksana pada saat posyandu, kegiatan yang dilaksanakan lebih kepada pemeriksaan fisik saja, monitoring dan evaluasi belum berjalan optimal serta masih kurangnya kesadaran dan partisipasi lansia untuk mengunjungi posyandu lansia. Pada komponen output, pelaksanaan program posyandu lansia belum terlaksana dengan baik dan belum mampu meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan lansia setiap tahunnya. Kesimpulan dari penelitian di atas masih adanya kendala dalam pelaksanaan posyandu lansia di Puskesmas Kumanis pada komponen input dan process dari pelaksanaan kegiatan posyandu lansia. Perlu adanya dukungan dari managemen puskesmas dalam rangka meningkatkan kualitas dan kuantitas tenaga pelaksana posyandu lansia. [show more]
|
|
EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM SKRINING
HIPOTIROID KONGENITAL (SHK) PADA BAYI
BARU LAHIR DI FASILITAS PELAYANAN
KESEHATAN DI KOTA BUKITTINGGI
TAHUN 2024 | EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM SKRINING
HIPOTIROID KONGENITAL (SHK) PADA BAYI
BARU LAHIR DI FASILITAS PELAYANAN
KESEHATAN DI KOTA BUKITTINGGI
TAHUN 2024 | | |
|
|
Description:Program Skrining Hipotiroid Kongenital (SHK) merupakan program yang
diluncurkan oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia tahun 2000. Tahun
2022 Kota Bukittinggi, dari 2.413 kelahiran hidup hanya 209 bayi yang dilaksanakan
SHK, terdapat 31,4% gap antara target dan pencapaian. SHK adalah uji saring pada
bayi baru lahir untuk memilah bayi yang menderita Hipotiroid Kongenital (HK) dan
bayi yang bukan penderita. Tujuan SHK adalah menghilangkan atau menurunkan
mortalitas (kematian), morbiditas (kesakitan) dan kecacatan akibat penyakit
hipotiroid kongenital. Penelitian ini bertujuan mengevaluasi pelaksanaan program
SHK pada bayi baru lahir di fasilitas pelayanan kesehatan di Kota Bukittinggi Tahun
2024. Desain penelitian adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan case studies.
Informan ditetapkan secara purposive yang berjumlah 8 orang terdiri dari Dinas
Kesehatan Kota Bukittinggi, Puskesmas Mandiangin dan Puskesmas Nilam Sari.
Waktu penelitian selama bulan Agustus sampai September 2024. Pengumpulan data
melalui wawancara dan observasi. Instrumen yang digunakan adalah pedoman
wawancara dan lembar observasi. Hasil penelitian menunjukkan pelaksanaan
program SHK dipengaruhi oleh elemen input merupakan faktor pendukung
keberhasilan program meliputi sumber daya manusia cukup dan sesuai juknis,
kebijakan sudah tersedia, metode dapat melalui pemberian Komunikasi, Informasi,
Edukasi (KIE), dana harus merata baik untuk pengadaan Bahan Medis Habis Pakai
ataupun jasa pemeriksaan sampel, sarana tersedia lengkap dan lingkungan masih
kurang mendukung pelaksanaan SHK, elemen proses merupakan upaya pencapaian
program meliputi mulai dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan,
pengendalian dan penilaian, elemen output meliputi pencapaian kegiatan dimana
masih dibawah target yang ditetapkan, elemen outcome meliputi dampak
pelaksanaan program dan elemen impact meliputi harapan dari pelaksanaan program
yaitu mencegah kematian bayi baru lahir.
[show more]
|
|
EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM SKRINING
HIPOTIROID KONGENITAL (SHK) PADA BAYI
BARU LAHIR DI FASILITAS PELAYANAN
KESEHATAN DI KOTA BUKITTINGGI
TAHUN 2024 | EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM SKRINING
HIPOTIROID KONGENITAL (SHK) PADA BAYI
BARU LAHIR DI FASILITAS PELAYANAN
KESEHATAN DI KOTA BUKITTINGGI
TAHUN 2024 | | |
|
|
Description:Program Skrining Hipotiroid Kongenital (SHK) merupakan program yang
diluncurkan oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia tahun 2000. Tahun
2022 Kota Bukittinggi, dari 2.413 kelahiran hidup hanya 209 bayi yang dilaksanakan
SHK, terdapat 31,4% gap antara target dan pencapaian. SHK adalah uji saring pada
bayi baru lahir untuk memilah bayi yang menderita Hipotiroid Kongenital (HK) dan
bayi yang bukan penderita. Tujuan SHK adalah menghilangkan atau menurunkan
mortalitas (kematian), morbiditas (kesakitan) dan kecacatan akibat penyakit
hipotiroid kongenital. Penelitian ini bertujuan mengevaluasi pelaksanaan program
SHK pada bayi baru lahir di fasilitas pelayanan kesehatan di Kota Bukittinggi Tahun
2024. Desain penelitian adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan case studies.
Informan ditetapkan secara purposive yang berjumlah 8 orang terdiri dari Dinas
Kesehatan Kota Bukittinggi, Puskesmas Mandiangin dan Puskesmas Nilam Sari.
Waktu penelitian selama bulan Agustus sampai September 2024. Pengumpulan data
melalui wawancara dan observasi. Instrumen yang digunakan adalah pedoman
wawancara dan lembar observasi. Hasil penelitian menunjukkan pelaksanaan
program SHK dipengaruhi oleh elemen input merupakan faktor pendukung
keberhasilan program meliputi sumber daya manusia cukup dan sesuai juknis,
kebijakan sudah tersedia, metode dapat melalui pemberian Komunikasi, Informasi,
Edukasi (KIE), dana harus merata baik untuk pengadaan Bahan Medis Habis Pakai
ataupun jasa pemeriksaan sampel, sarana tersedia lengkap dan lingkungan masih
kurang mendukung pelaksanaan SHK, elemen proses merupakan upaya pencapaian
program meliputi mulai dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan,
pengendalian dan penilaian, elemen output meliputi pencapaian kegiatan dimana
masih dibawah target yang ditetapkan, elemen outcome meliputi dampak
pelaksanaan program dan elemen impact meliputi harapan dari pelaksanaan program [show more]
|
|
EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM SKRINING
HIPOTIROID KONGENITAL (SHK) PADA BAYI
BARU LAHIR DI FASILITAS PELAYANAN
KESEHATAN DI KOTA BUKITTINGGI
TAHUN 2024 | EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM SKRINING
HIPOTIROID KONGENITAL (SHK) PADA BAYI
BARU LAHIR DI FASILITAS PELAYANAN
KESEHATAN DI KOTA BUKITTINGGI
TAHUN 2024 | | |
|
|
Description:Program Skrining Hipotiroid Kongenital (SHK) merupakan program yang
diluncurkan oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia tahun 2000. Tahun
2022 Kota Bukittinggi, dari 2.413 kelahiran hidup hanya 209 bayi yang dilaksanakan
SHK, terdapat 31,4% gap antara target dan pencapaian. SHK adalah uji saring pada
bayi baru lahir untuk memilah bayi yang menderita Hipotiroid Kongenital (HK) dan
bayi yang bukan penderita. Tujuan SHK adalah menghilangkan atau menurunkan
mortalitas (kematian), morbiditas (kesakitan) dan kecacatan akibat penyakit
hipotiroid kongenital. Penelitian ini bertujuan mengevaluasi pelaksanaan program
SHK pada bayi baru lahir di fasilitas pelayanan kesehatan di Kota Bukittinggi Tahun
2024. Desain penelitian adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan case studies.
Informan ditetapkan secara purposive yang berjumlah 8 orang terdiri dari Dinas
Kesehatan Kota Bukittinggi, Puskesmas Mandiangin dan Puskesmas Nilam Sari.
Waktu penelitian selama bulan Agustus sampai September 2024. Pengumpulan data
melalui wawancara dan observasi. Instrumen yang digunakan adalah pedoman
wawancara dan lembar observasi. Hasil penelitian menunjukkan pelaksanaan
program SHK dipengaruhi oleh elemen input merupakan faktor pendukung
keberhasilan program meliputi sumber daya manusia cukup dan sesuai juknis,
kebijakan sudah tersedia, metode dapat melalui pemberian Komunikasi, Informasi,
Edukasi (KIE), dana harus merata baik untuk pengadaan Bahan Medis Habis Pakai
ataupun jasa pemeriksaan sampel, sarana tersedia lengkap dan lingkungan masih
kurang mendukung pelaksanaan SHK, elemen proses merupakan upaya pencapaian
program meliputi mulai dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan,
pengendalian dan penilaian, elemen output meliputi pencapaian kegiatan dimana
masih dibawah target yang ditetapkan, elemen outcome meliputi dampak
pelaksanaan program dan elemen impact meliputi harapan dari pelaksanaan program
yaitu mencegah kematian bayi baru lahir. [show more]
|
|
EVALUASI PENERAPAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN RUMAH SAKIT PADA INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SAWAHLUNTO | EVALUASI PENERAPAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN RUMAH SAKIT PADA INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SAWAHLUNTO | | |
|
|
Description:
Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIM-RS) merupakan kewajiban
yang harus dimiliki oleh sebuah rumah sakit di Indonesia. Sistem Informasi
Manajemen Rumah Sakit sudah diatur dalam regulasi SIMRS yang tertuang
pada Permenkes RI Nomor 82 tahun 2013 tentang Sistem Informasi
Manajemen Rumah Sakit. Rumah sakit yang memiliki sistem manajemen
yang baik sudah hampir selalu dapat dipastikan bahwa standar
pelayananannya pun baik. Selain itu penggunaan SIMRS ini juga
merupakan suatu keharusan dalam memberikan pelayanan kepada pasien
terkait dengan pelaksanaan Jaminan Kesehatan Nasional. Berdasarkan latar
belakang yang telah dikemukakan di atas maka rumusan masalah pada
penelitian ini adalah bagaimana penerapan Sistem Informasi Manajemen
Rumah Sakit pada Instalasi Farmasi RSUD Sawahlunto. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan Sistem Informasi
Manajemen Rumah Sakit pada Instalasi Faramasi RSUD Sawahlunto. Jenis
penelitian ini adalah penelitian kualitatif studi evaluatif dengan metode
observasi dan wawancara mendalam terhadap 5 informan yang terdiri dari 1
orang Kasi Humas yang membawahi petugas SIMRS,1orang informan
petugas SIMRS , 1orang informan Petugas Logistik Farmasi, 1orang
Informan Petugas Pelayanan Apotek, dan 1 orang informan petugas
pembuat klaim obat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa komponen input
meliputi petugas SIMRS saat ini berjumlah 3 orang sudah cukup memadai,
hanya untuk tenaga penginput di ruangan masing-masing masih perlu
sosialisasi dan pelatihan, karena petugas pada ruangan sudah banyak yang
berganti,dan tidak adanya pelatihan khusus yang diberikan. Proses meliputi
kegiatan pengumpulan data, pengolahan data dan penyimpanan data. Output
meliputi hasil dari SIMRS sangat membantu sekali dan pelaksanaan
operasional RSUD karena dilakukan secara online, baik dalam pelayanan
maupun untuk manajemennya,
[show more]
|
|
EVALUASI PROGRAM INOVASI GERTAK CETTING
DALAM UPAYA PENURUNAN KASUS STUNTING
DI KOTA PAYAKUMBUH TAHUN 2023
| EVALUASI PROGRAM INOVASI GERTAK CETTING
DALAM UPAYA PENURUNAN KASUS STUNTING
DI KOTA PAYAKUMBUH TAHUN 2023
| | |
|
|
Description:
Prevalensi stunting di Provinsi Sumatera Barat pada tahun 2018 sedikit
berada dibawah prevalensi nasional yaitu sebesar 29,9%. Sementara pada tahun 2017
dalam Pemantauan Status Gizi tercatat sebanyak 30,6% balita stunting (9,3% sangat
pendek dan 21,30% pendek). Provinsi Sumatera Barat berada pada urutan ke 17
dengan prevalensi diatas nasional (39,2%) menurut data Riskesdas Tahun 2018.
Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa prevalensi stunting di di Sumatera
Barat ada pada kategori berat yaitu > 30%. (Riskesdas, 2018). Sedangkan Kota
Payakumbuh prevalensi stunting sebesar 20% dengan jumlah balita stunting 2.667
balita. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui Evaluasi Program Inovasi
GERTAK CETING dalam upaya penurunan kasus Stunting di Kota Payakumbuh.
Penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif dengan studi evaluasi untuk meneliti
sebuah peristiwa, kegiatan maupun program, dimana hasil yang diperoleh akan
memberikan gambaran terhadap Evaluasi Program Inovasi Gertak Ceting di Kota
Payakumbuh. Proses penelitian dilakukan dari bulan Februari 2023. Alat
pengumpulan data berupa lembar observasi, panduan wawancara , handphone untuk
merekam dan mendokumentasikan gambar serta alat tulis selama proses penelitian.
Data diolah secara manual dan dianalisis tanpa menggunakan uji statistik. Hasil
penelitian menunjukkan program inovasi stunting berjalan dengan baik karena
adanya dukungan dari Lintas Program dan Lintas Sektor yang terlibat aktif dalam
memberikan pelayanan kepada masyarakat. Dinilai dari kualitas dan kwantitas SDM
petugas sudah memenuhi standar, sarana dan prasarana mendukung, anggaran
terpenuhi, dan sasaran penerima manfaat sudah aktif dan berpartisipasi. Sehingga
untuk capaian kunjungan posyandu, Bumil KEK , Bumil anemia, Remaja putri
konsumsi TTD serta capaian kespro juga mengalami peningkatan setelah
dilakukannya kegiatan inovasi. [show more]
|
|
EVALUASI PROGRAM SURVEILANS EPIDEMIOLOGI PENYAKIT TUBERKULOSIS DI PUSKESMAS PEKAN KAMIS KECAMATAN TILATANG KAMANG KABUPATEN AGAM TAHUN 2016 | EVALUASI PROGRAM SURVEILANS EPIDEMIOLOGI PENYAKIT TUBERKULOSIS DI PUSKESMAS PEKAN KAMIS KECAMATAN TILATANG KAMANG KABUPATEN AGAM TAHUN 2016 | | |
|
|
Description:Evaluasi program surveilans epidemiologi penyakit tuberkulosis merupakan sebuah program dalam pengendalian penyakit tuberkulosis dan harus sesuai dengan Peraturan Mentri Kesehatan Republik Indonesia No.45 tahun 2014 tentang penyelenggaraan Surveilans. Program ini dilaksanakan oleh Puskesmas Pekan Kamis dan diharapkan dapat melakukan penjaringan terhadap kasus penyakit tuberkulosis di wilayah kerja Puskesmas Pekan Kamis. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pelaksanaan program surveilans penyakit tuberkulosis di Puskesmas Pekan Kamis. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan informanya adalah Kepala Puskesmas dan Petugas Pemegang Program Surveilans penyakit. Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara mendalam dan observasi. Variabel penelitian ini mencakup komponen input, process, dan output. Hasil penelitian menunjukan pada komponen input yang menjadi permasalahan adalah dalam hal tenaga yang tidak sesuai dengan bidang keahlianya selanjutnya sarana prasarana seperti mikroskop yang sudah dimakan usia dan mengalami kerusakan. Pada komponen process untuk pengumpulan data Puskesmas masih mengalami kendala dikarenakan masyarakat yang tidak mau memeriksakan diri karena masih berkembangnya stigma tentang penyakit tuberkulosis di wilayah kerja Puskesmas, masih ada keterbatasan perangkat lunak dalam analisis dan interpretasi data , dan pada komponen Output semua pelaksanaan program surveilans sudah memenuhi atribut dari sistem tersebut yaitu adanya Simplicity, Flexibility, Acceptability, Positive Predictive Value, Representativeness, dan Timeliness. Kesimpulan dari penelitian diatas dapat masih adanya permasalahan dalam pelaksanaan surveilans epidemiologi penyakit tuberkulosis di Puskesmas Pekan Kamis terdapat pada komponen input dan process dari pelaksanaan kegiatan surveilans tersebut. [show more]
|
|
EVALUATION OF FIRE
SAFETY | EVALUATION OF FIRE
SAFETY | | |
|
|
Description:All Rights Reserved. No part of this publication may be reproduced, stored in a retrieval system or transmitted in
any form or by any means, electronic, mechanical, photocopying, recording, scanning or otherwise, except under
the terms of the Copyright, Designs and Patents Act 1988 or under the terms of a licence issued by the Copyright
Licensing Agency Ltd, 90 Tottenham Court Road, London W1T 4LP, UK, without the permission in writing of
the Publisher. Requests to the Publisher should be addressed to the Permissions Department, John Wiley & Sons
Ltd, The Atrium, Southern Gate, Chichester, West Sussex PO19 8SQ, England, or emailed to
permreq@wiley.co.uk, or faxed to (+44) 1243 770620. [show more]
|
|
Evidence-Based Medicine Guidelines | Evidence-Based Medicine Guidelines | | |
|
|
Evidence-based Neurology: Management of Neurological Disorders | Evidence-based Neurology: Management of Neurological Disorders | | |
|
|