PENGARUH AKUPRESUR POINT GALL BLADDER 21 TERHADAP TINGGI FUNDUS UTERI PADA IBU POST PARTUM DI DESA GIRI MULYO WILAYAH KERJA PUSKESMAS GUNUNG LABU KECAMATAN KAYU ARO BARAT KAB. KERINCI TAHUN 2020
Description
Indikator kemampuan pelayanan kesehatan suatu negara menurut WHO
(World Health Organization) bisa dilihat dari Angka Kematian Ibu (AKI) selama
masa perinatal, intranatal dan postnatal. Menurut WHO, angka kematian ibu
mencapai 858/100.000 kelahiran hidup. WHO memperkirakan sekitar 15% dari
seluruh wanita hamil mengalami komplikasi. Komplikasi masa nifas menjadi
salah satu penyebab kematian ibu melahirkan. Jika ditinjau dari penyebab
kematian ibu, perdarahan post partum merupakan penyebab kematian terbanyak
sehingga sangat tepat jika tenaga kesehatan memberikan perhatian yang tinggi
pada masa ini. Akupresur point gall bladder 21 diketahui dapat merangsang
hormon oksitosin untuk memicu kontraksi uterus setelah melahirkan, sehingga
dapat mengecilkan risiko terjadinya perdarahan pasca melahirkan. Penelitian ini
merupakan quasi eksperiment dengan desain One Grup Pretest and Posttest
Design. Sampel pada penelitian ini yaitu ibu post patum di desa Giri Mulyo
wilayah kerja puskesmas Gunung Labu berjumlah 10 respoden yang diambil
dengan teknik purposive sampling. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan
bahwa rerata tinggi fundus uteri sebelum diberikan intervensi adalah 11.30
sedangkan setelah diberikan intervensi menjadi 8.10 dengan demikian terdapat
selisih rerata sebesar 3.10. Uji hipotesis menggunakan uji t berpasangan dapat
disimpulkan bahwa terdapat pengaruh akupresur point gall bladder 21 terhadap
tinggi fundus uteri pada ibu post partum di desa Giri Mulyo wilayah kerja
puskesmas Gunung Labu (p<0,05). Dengan hasil penelitian ini, akupresur point
gall bladder 21 dapat dijadikan alternatif terapi invasif untuk ibu post partum
karena bermanfaat untuk mempecepat penurunan tinggi fundus uteri.
(World Health Organization) bisa dilihat dari Angka Kematian Ibu (AKI) selama
masa perinatal, intranatal dan postnatal. Menurut WHO, angka kematian ibu
mencapai 858/100.000 kelahiran hidup. WHO memperkirakan sekitar 15% dari
seluruh wanita hamil mengalami komplikasi. Komplikasi masa nifas menjadi
salah satu penyebab kematian ibu melahirkan. Jika ditinjau dari penyebab
kematian ibu, perdarahan post partum merupakan penyebab kematian terbanyak
sehingga sangat tepat jika tenaga kesehatan memberikan perhatian yang tinggi
pada masa ini. Akupresur point gall bladder 21 diketahui dapat merangsang
hormon oksitosin untuk memicu kontraksi uterus setelah melahirkan, sehingga
dapat mengecilkan risiko terjadinya perdarahan pasca melahirkan. Penelitian ini
merupakan quasi eksperiment dengan desain One Grup Pretest and Posttest
Design. Sampel pada penelitian ini yaitu ibu post patum di desa Giri Mulyo
wilayah kerja puskesmas Gunung Labu berjumlah 10 respoden yang diambil
dengan teknik purposive sampling. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan
bahwa rerata tinggi fundus uteri sebelum diberikan intervensi adalah 11.30
sedangkan setelah diberikan intervensi menjadi 8.10 dengan demikian terdapat
selisih rerata sebesar 3.10. Uji hipotesis menggunakan uji t berpasangan dapat
disimpulkan bahwa terdapat pengaruh akupresur point gall bladder 21 terhadap
tinggi fundus uteri pada ibu post partum di desa Giri Mulyo wilayah kerja
puskesmas Gunung Labu (p<0,05). Dengan hasil penelitian ini, akupresur point
gall bladder 21 dapat dijadikan alternatif terapi invasif untuk ibu post partum
karena bermanfaat untuk mempecepat penurunan tinggi fundus uteri.
Creator
Publisher
INSTITUT KESEHATAN
PRIMA NUSANTARA BUKITTINGGI
PRIMA NUSANTARA BUKITTINGGI
Format
PDF
Document Viewer
Collection
Citation
RIMA WATI , “PENGARUH AKUPRESUR POINT GALL BLADDER 21 TERHADAP TINGGI FUNDUS UTERI PADA IBU POST PARTUM DI DESA GIRI MULYO WILAYAH KERJA PUSKESMAS GUNUNG LABU KECAMATAN KAYU ARO BARAT KAB. KERINCI TAHUN 2020,” KOLEKSI DIGITAL - UNIVERSITAS PRIMA NUSANTARA BUKITTINGGI, accessed January 11, 2025, http://digilib.upnb.ac.id/items/show/2120.