2794 items found
No search filters
Identifier Title Type Subject
Sistem Penyuluhan PertanianSistem Penyuluhan Pertanian
Description: Buku ini diharapkan menjadi bahan referensi dan dapat memberikan gambaran tentang penyuluhan pertanian di Indonesia. Oleh karena itu, buku ini dapat dipergunakan sebagai bahan bacaan dan pegangan bagi para dosen, mahasiswa, penyuluh pertanian dan masyarakat umum yang bekerja pada bidang pembangunan pertanian khususnya penyuluhan pertanian. Buku ini membahas: Bab 1 Pentingnya Penyuluhan dalam Pembangunan SDM Pertanian Bab 2 Pengertian dan Sejarah Penyuluhan Pertanian Bab 3 Kedudukan, Tujuan dan Fungsi Penyuluhan Pertanian Bab 4 Filosofi, Prinsip dan Etika Penyuluhan Pertanian Bab 5 Sasaran Penyuluhan Pertanian Bab 6 Ketenagaan Penyuluhan Pertanian Bab 7 Materi Penyuluhan Pertanian Bab 8 Perencanaan Penyuluhan Pertanian Bab 9 Pelaksanaan Penyuluhan Pertanian Bab 10 Evaluasi Penyuluhan Pertanian [show more]
sitogenetikasitogenetika
SIWAB
SOLUSI CERDAS SWASEMBADA
DAGING SAPI DAN KERBAU
SIWAB
SOLUSI CERDAS SWASEMBADA
DAGING SAPI DAN KERBAU
Description:Program UPSUS SIWAB dicetuskan oleh Kementerian Pertanian pada tahun 2016 melalui Peraturan Menteri Pertanian Nomor 48 Tahun 2016 tentang Upaya Khusus Percepatan Peningkatan Populasi Sapi dan Kerbau Bunting, dengan target mewujudkan Indonesia swasembada daging 2022. UPSUS SIWAB merupakan pemikiran positif, sistematis dan komprehensif dalam mengatasi permasalahan laju pertumbuhan penyediaan daging produksi lokal yang beberapa tahun terakhir lebih rendah dibandingkan dengan kebutuhan. [show more]
SOBOTTA ATLAS OF HUMAN ANATOMY VOLUME 1SOBOTTA ATLAS OF HUMAN ANATOMY VOLUME 1
SOBOTTA ATLAS OF HUMAN ANATOMY VOLUME 2SOBOTTA ATLAS OF HUMAN ANATOMY VOLUME 2
SOBOTTA ATLAS OF HUMAN ANATOMY,GENERAL ANTANOMY AND MUSCULOSKELETAL SYSTEM (JILID 1)SOBOTTA ATLAS OF HUMAN ANATOMY,GENERAL ANTANOMY AND MUSCULOSKELETAL SYSTEM (JILID 1)
Description:Apa itu Anatomi //ovcrropn" (anatome) berarti memotong, "crvotepverv" (anatemnein) bermakna membuka. Sebagai konsekuensi, anatomi adalah diseksi dan ahli anatomi adalah disektor. Diseksi mengungkap konstituen- konstituen non-visibel juga, dan merupakan metode yang disebut ilmiah: mengungkap, menampilkan, membelah, memotong, memilah, dan menamai. Pengenalan akan bagian-bagian adalah kunci untuk memahami subjek ini. "Anatomi [...] melakukan diseksi pada organisme untuk melihat konstituen 1...1 organisme tersebut [.."], memeriksa sifat luar, sifat sensorik perseptifnya, serta struktur dalamnya, Anatomi adalah studi tentang orang mati untuk membuat kesimpulan-kesimpulan tentang orang hidup. Anatomi merusak secara manual ciptaan yang ideal untuk membangunnya kembali secara mental dan secara virtual menciptakan kembali seorang manusia. Tidak ada tugas yang lebih glamor untuk gagasan manusia," Joseph Hyrtl (Ahli anatomi, 181 1-1894) Meskipun anatomi berhadapan dengan jasad, ilmu ini dipersembah- kan untuk kehidupan. Anatomi tidak berkenaan dengan benda mati, melainkan mengenai pemahaman tentang tubuh manusia yang berfungsi sebagai satu kesatuan. Mayat donor hanya menjadi model. Ada dua bidang medis lain yang berhadapan dengan badan mati: kedokteran forensik dan patologi. Ahli patologi tertarik pada penye- bab penyakit. Kedokteran forensik terutama berhadapan dengan sebab-sebab kematian yang meragukan. Sementara tujuan ahli ana- tomi sendiri adalah memahami tubuh manusia yang hidup sebagai suatu kelanjutan, mulai dari stadium embrio sampai usia tua. Mata dan tangan adalah alat yang paling penting bagi ahli anatomi. Temuan-temuan yang didapatkan dengan tangan, "tweezer", gunting, skalpel, dan visualisasi struktur-struktur ini dengan mata disebut sebagai anatomi umum atau anatomi makroskopik. Struktur dalam anatomi umum yang tidak dapat dilihat dengan mata telanjang dapat diperlihatkan dengan mikrotom, mikroskop cahaya, atau mikroskop elektron. Bidang ini disebut anatomi mikroskopik. Organisasi dan klasifikasi merupakan aspek dasar dalam anatomi sistematik. Tubuh dengan tepat diklasifikasikan menurut sistem. Sistem tulang, misalnya, bukan hanya mengenai tulang, melainkan juga bagian-bagian tulang dan semua terminologi terkait, Di lain pihak, sistem jaringan disusun menurut tipe dan subtipenya. Anatomi topografik adalah studi tentang regio-regio (wilayah) dan bagian- bagian tubuh serta menekankan pada hubungan antar berbagai struktur pada daerah itu. Hubungan antara bentuk dan fungsi disebut anatomi fungsional. Anatomi topografik dan anatomi fungsional ada- lah disiplin ilmu yang sangat penting bagi dokter dan akan mem- bimbingnya menuju ke anatomi klinis. Anatomi klinis digunakan sebagai aplikasi praktis untuk diagnosis dan terapi. Yang terakhir, anatomi komparatif (perbandinganl bekerja di bidang filogeni evolusi. Bidang ini merupakan bidang menarik bagi ahli biologi dan mem- bandingkan tubuh-tubuh atau bagian tubuh berbagai jenis makhluk hidup. Histologi adalah subdivisi anatomi mikroskopik dan mempelajari komposisi jaringan organ yang berstruktur multiselular. Sitologi, studi tentang sel, memusatkan diri pada struktur dan fungsi masing- masing sel. Embriologi, yang terutama menggunakan mikroskop untuk pemeriksaan embrio kecil, menjelaskan perkembangan suatu organisme (perkembangan individu, ontogenesis). Diseksi dan analisis adalah cara kerja anatomi, tetapi tujuan riilnya adalah secara mental menyusun semua bagian menjadi suatu keutuhan yang berfungsi. Tujuan memahami desain struktural dan bentuk aneka struktur biologis ini serta membuat konsepnya sebagai hubungan struktur-fungsi yang menyatu dapat juga disebut morfologi. Linguae Anatomiae Bahasa disiplin ilmu klasik "Anatomi" ini (Linguae anatomiae) teruta- ma adalah bahasa Latin dan Yunani (yang dilatinkan). Dalam 50 tahun belakangan, ditambahkan beberapa istilah lnggris. Termini technici (terminologi) anatomi biasanya sangat grafis, konkret, dan hidup. Sebuah momok kata sekalipun seperti "Cartilago arytenoidea" hanya berarti (tidak lebih dari) "kartilago yang mirip dengan wadah saus daging". Kartilago ini terletak di atas larynx dan benar-benar tampak mirip dengan "pitcher" seperti perahu yang dipakai untuk menyajikan saus daging. Seringkali, orang memerlukan imaginasi visual dan ahli anatomi tidak pernah kekurangan imaginasi ini, Kita tidak perlu takut terhadap terminologi, melainkan nikmati saja sebagai keanekaragamannya. Hal ini terutama berlaku kalau terminologi ini diterjemahkan ke dalam bahasa atau imaginasi orang itu sendiri. Donasi Jenazah -Warisan Jasad manusia sangat penting untuk melaksanakan pelajaran diseksi. Jasad ini dapat tersedia melalui donasi jenazah. Donor jasad mewariskan jazadnya kepada sebuah lembaga anatomi. Pewarisan ini harus dilaksanakan secara pribadi sebagai pernyataan permintaan terakhir semasa hidup donor tersebut. Anak cucunya tidak diberi hak atas benda hukum ini. Setiap donor jasad menghubungi suatu lembaga anatomi secara pribadi selama ia hidup dan, dalam wasiat terakhirnya, menyumbangkan jasadnya kepada lembaga itu untuk pengajaran dan riset setelah ia meninggal. Donor jasad biasanya menerima kartu donor yang hendaknya selalu dibawa ke mana-mana. Ketika ia meninggal, jasadnya dibawa ke lembaga anatomi dan digunakan untuk pelajaran diseksi, untuk preparat klinis, untuk demonstrasi, atau untuk kursus bedah serta untuk studi-studi ilmiah. Setelah kursus atau pemeriksaan, sisa-sisa jasad biasanya dikremasi dan dikuburkan di kuburan universitas. Upacara penguburan dihadiri oleh anggota keluarga, mahasiswa dan para instruktur fakultas. Tergantung pada institusi dan/atau negara/propinsi, ada perbedaan peraturan mengenai ekshibisi jenazah dan organ. Sebagai contoh, jasad donor atau organ jasad donor dapat diperlihatkan dalam suatu koleksi anatomi untuk presentasi dan tujuan pengajaran, kalau izin ini dinyatakan di dalam wasiat donor.iasad. Alasan donasi jasad beraneka ragam, dan donor jasad berasal dari semua bagian masyarakat. Asumsi yang banyak dipegang bahwa donor menyumbangkan jasadnya karena biaya penguburan yang mahal ternyata salah. Banyak universitas menarik biaya untuk donasi jasad dan hal ini tidak mengakibatkan berkurangnya donasi jasad. [show more]
SOBOTTA ATLAS OF HUMAN ANTONOMY,HEAD,NECK AND NEOROANTANOMY (JILID3)SOBOTTA ATLAS OF HUMAN ANTONOMY,HEAD,NECK AND NEOROANTANOMY (JILID3)
Description:Rangka kepala {Caput/Cephalon), yakni tengkorak (Cranium)' terdiri dari dua bagian: tulang-tulang wajah (Viscerocranium) dan tengkorak bagian atas (Neurocranium). Batas antara keduanya-atap dari yang satu dan lantai dari yang lain-adalah dasar tengkorak (Basis cranii), yang secara kasar berada dalam suatu bidang oblik yang dibatasi oleh alis, Meatus acusticus externus, dan dasar Occiput. Atap Tengkorak (Calvaria) dan Kulit Kepala Calvaria (atap tengkorak, cranial capl Yang sangat melengkung membentuk suatu kubah oval longitudinal di atas Basis cranii dan melindungi rongga tengkorak (Cavitas cranii) tempat otak (Cere- brum) yang dikelilingi oleh Meninges lunak dan keras terapung dalam Liquor cerebrospinalis (LCS). Calvaria dibagi dalam Regio frontalis, parietalis, temporalis, dan occipitalis yang dibentuk oleh tulang- tulang dengan nama yang sama (Os frontale, Os parietale, Os temporale, dan Os occipitale). Kulit Calvaria sangat kuat ("scalp") dan melekat erat ke suatu tendon datar, yang ter.bentang dari dahi hingga Occiput. Tendon ini (Galea aponeurotica) adalah bagian dari M. occipitofrontalis, suatu otot mimik yang mengangkat alis dan mengerutkan kulit dahi secara horizontal. Kulit dan tendon dapat digerakkan dari Calvaria dan relatif mudah diangkat dan dilepaskan sebagai scalp (kulit kepala). Cedera vaskular di kulit kepala dapat menyebabkan perdarahan hebat, tetapi biasanya tidak mengancam nyawa. Dasar Tengkorak (Basis Cranii) Basis cranii membentuk atap dari kedua orbita (Orbitae) dan rongga hidung (Cavitas nasi), juga atap dari kerongkongan (Pharynx, meluas ke atas hingga Basis cranii) dan dasar Occiput yang bersendi di fbramen oksipital (Foramen magnum) dengan Vertebra cervicalis l. Banyak foramen, kanal, dan fisura menutupi Basis cranii dan ber- fungsi sebagai saluran untuk banyak saraf dan pembuluh darah. Di sisi bawah Basis cranii, terdapat banyak prosesus, spina, dan takik (Processus/Spinae/lncisurae) yang mengarah ke Viscerocranium, tempat otot dan Ligamenta melekat. Sisi atas Basis cranii, dasar dari Neurocranium, tidak teratur dan mirip teras tiga lantai: lantai atas, Fossa cranii anterior, terletak di atas Orbitae. Satu langkah ke bawah, Fossa cranii media terletak setinggi Os temporale' Langkah terakhjr mengarah ke Fossa cranii posterior dengan Foramen maghum. Rongga dan Tulang Wajah Tulang wajah terbesar, Maxilla, terletak di bagian tengah Viscero- cranium. Maxilla membentuk dasar Orbitae, sebagian besar dinding samping Cavitas nasi, bagian anterior Palatum, dan membawa rang- kaian gigi Maxilla. Seperti kebanyakan tulang tengkorak, Maxilla mengalami "pneumatisasi", yakni tulang ini berongga dan terisi oleh udara yang tersedot dari Cavitas nasi (Sinus maxillaris, Sinus para- nasales). Selain Maxilla, terdapat setengah lusin tulang lain yang lebih kecil ikut membentuk Viscerocranium. Bernapas, menghidu, mengecap, mengunyah, menelan. berbicara, melihat, dan menarik perhatian - ini adalah tugas dari organ-organ yang ditunjang dan dilindungi oleh Viscerocranium. Mata dan perangkat pelengkapnya (Organum visus, -> hal. 98) berperan dalam penglihatan. Menarik perhatian adalah tanggung ja- wab dari otot-otot wajah. Aktivitas permanen otot-otot ini tidak mengontrol tulang, tetapi kulit wajah, dan berperan menyebabkan terbentuknya kerut. lndera penghidu berada di hidung (Nasus), meskipun bagian yang terkecil pada organ ini yang melakukannya, yaitu epitel olfaktorius di atas rongga hidung {Cavitas nasi) di bawah Basis cranii' Vesti- bulum hidung (Vestibulum nasi) yang berangka tulang rawan di sebelah luar dan rongga hidung yang bertulang (Cavitas nasalis ossea) yang terletak lebih dalam berfungsi dalam bernapas: Melalui lubang hidung dalam (Choanae), rongga hidung terbuka di belakang tenggorok (Pharynx) yang selanjutnya berhubungan di kaudal de- ngan Larynx dan tenggorok (Trachea). Menggigit, mengunyah, berbicara, mengecap, dan menelan adalah fungsi dari rongga mulut (Cavitas oris) dan organ-organ penyerta- nya. Serupa dengan hidung, rongga mulut juga memiliki satu Vesti- bulum oris, ruang di antara bibir (Labiae) dan pipi (Buccae) di satu sisi dan gigi (Dentes) di sisi lain. Di belakang gigi terletak rongga mulut sebenarnya yang lebih besar (Cavitas oris propria) yang hampir seluruhnya terisi oleh lidah (Lingua) ketika tertutup. Di aspek posteriornya, rongga mulut mem- buka ke Pharynx, dan, terdapat risiko tersedak karena saluran napas dan saluran cerna bersilangan di sini. Langit-langit/atap mulut (Pala- tum), iuga membentuk dasar rongga hidung. Palatum bersifat keras dan mengandung tulang di depan, sedangkan ke arah dorsal menuiu Pharynx, Palatum menjadi lunak, lentur, dan berotot. Uvula meng- gantung dari bagian lunak Palatum' Dasar mulut, yang dikelilingi oleh Mandibula yang dapat bergerak dan mengandung gigi' terben- tuk oleh lempeng-lempeng otot. Sewaktu berbicara hampir semua struktur ini bekerja sama (bersama dengan banyak struktur lain), dan hidung digunakan sebagai resonator tambahan. Terdapat dua lubang kecil (pit) di rangka wajah yang penting: Jika kita mengangkat (mula-mula imajiner, kemudian dalam realita se- waktu sesi diseksi) cabang ascendens dari Mandibula (Ramus man- dibulae), yang mengarah ke sendi temporomandibula (Articulatio temporomandibularis), kita akan masuk ke jaringan lunak aspek late- ral kepala dari "belakang pipi" dan masuk ke suatu ruang yang dise- but sebagai Fossa infratemporalis. Di regio ini terdapat otot-otot pengunyah (Mm. pterygoidei medialis dan lateralis) serta beberapa cabang saraf . Selain itu, terdapat cabang-cabang terminal A. carotis externa berjalan menuju bagian tengah Viscerocranium. Dalam arah Orbita, Fossa infratemporalis terus meluas ke dalam dan kranial menuju suatu ruang yang lebih lebar, Fossa pterygopalatina' Penting untuk mencari Fossa ini sewaktu diseksi, kemudian isinya dan berbagai jalurnya sebaiknya diingat. Rongga ini adalah "distribu- tor penting" bagi pembuluh dan saraf Viscerocranium. Karena ter- sembunyi dan anatominya sangat kompleks, semua ahli anatomi mengaguminya dan senang menguji siswa mengenai hal ini. [show more]
SOBOTTA ATLAS OF HUMAN ANTONOMY,INTERNAL ORGANS (JILID 2)SOBOTTA ATLAS OF HUMAN ANTONOMY,INTERNAL ORGANS (JILID 2)
Description:Rongga dada (Cavea thoracis) berisi jantung (Cor) dan paru (Pulmones). Pada zaman dahulu, roh kehidupan diyakini terhirup bersama dengan udara yang mencapai paru, bercampur dengan darah dalam jantung yang saat itu dianggap sebagai tempat ber- semayamnya jiwa, dan didistribusikan ke seluruh tubuh oleh pem- buluh darah. Bahkan hari ini, jantung masih dianggap sebagai mesin kehidupan dan dalam istilah sehari-hari, jantung juga dianggap sebagai pusat emosi. Secara ilmiah, jantung didefinisikan sebagai otot berongga yang memompa darah ke sirkulasi paru yang lebih kecil (sirkulasi pulmoner) dan sirkulasi tubuh yang lebih besar (sirkulasi sistemik): Bagian kiri jantung memompa darah beroksigen ke dalam sirkulasi sistemik yang mengirimkan darah ke organ-organ melalui arteri (meninggalkan jantung). Pembuluh darah mikrosirkulasi bercabang untuk memungkinkan pertukaran nutrisi dan gas di tingkat kapiler. Vena mengembalikan darah yang terdeoksigenasi ke bagian kanan jantung kemudian diteruskan ke sirkulasi pulmoner. Arteri pulmonalis mengirimkan darah terdeoksigenasi ke paru. Di dalam jaringan kapiler pulmoner, darah yang terdeoksigenasi akhir- nya mencapai alveolus, diperkaya dengan oksigen lalu dikirimkan melalui vena pulmonalis ke atrium kiri. Hal ini melengkapi sirkulasi darah, Fungsi jantung sebagai suatu pompa sangat menarik: Denyut jan- tung rata-rata adalah 70 kali per menit dan dengan setiap kontraksi sistolik, jantung memompa sebanyak 70 ml darah masuk ke dalam sirkulasi. Tanpa stimulasi tambahan pun jantung dalam kondisi "gembira", jantung berdenyut lebih dari 100.000 kali per hari dan 36 juta kali per tahun. Volume darah (206.000 m3), yang dipompa oleh jantung dalam waktu 80 tahun, akan cukup untuk mengisi kolam renang berukuran Olympic. Sebaliknya, tidak ada satu pun fungsi tubuh yang dapat bekerja, tanpa jantung: pada kebanyakan kasus, henti jantung adalah penyebab segera kematian. Dalam kursus pembedahan, pembukaan rongga dada dilakukan de- ngan perasaan campur aduk antara takjub, gembira dan tertarik dirasakan oleh para pengajar dan mahasiswa. Pembukaan jantung dan paru serta hak untuk menyentuh dan mengamati kedua organ vital ini dirasakan sebagai suatu kehormatan besar selama masa pelatihan ini. Mediastinum Pemisahan besar secara sagital yang melintasi Thorax dari aspek posterior Sternum ke aspek ventralis vertebra thoracalis. lni yang disebut Mediastinum {dari Latin "in medio stans" : "berdiri di tengah"), Di bagian kranial, Mediastinum berlanjut tanpa batas yang tegas dengan viscera leher melalui Apertura thoracis superior, Di bagian kaudal, Mediastinum bertumpu pada diafragma dan berbatas tegas. Paru terletak di dalam kavitas pleura tersendiri (Cavitates pleurales) di kedua sisi Mediastinum. Di dalam Mediastinum, beberapa organ saling berkaitan. Thymus terletak di Mediastinum superius tepat di belakang Sternum. Thymus adalah suatu organ sistem imun namun segera sesudah pubertas, Thymus beregresi menjadi badan adiposa. V. cava superior di- pindahkan ke sebelah kanan dari bidang median. Cabang-cabang- nya Vv. Brachiocephalicae-menutupi trunkus arteri besar hingga ke leher dan lengan yang keluar dari Arcus aorta. Arteri utama yang melengkung seperti tongkat (Aorta) mendominasi di bagian kiri Mediastinum. Tersembunyi di bawah vena dan arcus aorta, Trachea turun di Mediastinum superius dan bercabang menjadi bronkus utama kanan dan kiri, Bronchi principales. Oesophagus terletak d! bagian belakang Trachea dan di depan vertebrae. Di antara Oesophagus dan vertebrae, terdapat Ductus thoracicus yang tipis. yang membawa limfe seperti susu (mengandung lemak yang diab- sorbsi dari makanan) dari tubuh bagian bawah. Jantung mendominasi di Mediastinum inferius yang mengarah ke diafragma. Jantung terletak di dalam kavitas serosa berdinding tebal yang terpisah, Cavitas pericardiaca dan memperluas Mediastinum ke sisi kiri. Jantung hanya terlihat sesudah pengirisan atau pengangkatan dinding kavitas, pericardium. Bagian terbesar jantung bersandar pada diafragma dengan apeksnya (Apex cordis) menunjuk ke bagian kiri bawah ke arah Spatium intercostale V sinistra. Dengan me- megang jantung pada bagian apeksnya, jantung dapat digerakkan secara bebas di dalam kavitas. Satu-satunya perlekatan jantung adalah pembuluh darah besar yang muncul di bagian atas (Aorta, A. pulmonalis) dan masuk di permukaan posteriornya (Vv. Pulmonales, Vv. Cavae superior et inferior). Dasar jantung (Basis cordis) dengan asal pembuluh darah terletak berlawanan dengan apeks. Tepat di belakang Pericardium-lebih tepatnya: di belakang atrium kiri jantung-Oesophagus turun ke Hiatus oesophagus pada dia- fragma. Sedikit ke kiri dari Oesophagus, juga di belakang Pericardium, Aorta dan Ductus thoracicus turun dan masuk ke Hiatus aorticus pada diafragma. V. cava inferior melintasi diafragma melalui orifisium tersendiri (Foramen venae cavae). yang terletak sedikit ke kanan dan ke sisi dorsal dari pusat diafragma, serta masuk ke perikardium dan Basis cordis dari inferior. Selain itu, sejumlah struktur lainnya, seperti Aa. Thoracicae internae, Nn. Phrenici, Nn. Vagi, Vv. Azygotes, serta ganglion dan saraf dari trunkus simpatis {bagian dari sistem saraf otonom) turun di mediastinum. Paru dan Cavitasnya Paru kanan trilobular yang lebih besar dan paru kiri bilobular yang lebih kecil terletak di dalam kavitas serosa tersendiri (Cavitates pleurales), masing-masing, di sisi kanan dan kiri Mediastinum. Kedua paru dilapisi oleh membrana serosa tipis yang transparan (Pleura visceralis), dapat terlihat pola pigmen seperti jaring berwarna hitam yang melaluinya. Pigmen antrakotik ini terutama terdiri dari sulang asap, karbon yang berasal dari asap sisa pembakaran dan asap rokok. Sejumlah nodus limfatikus di dekat hilus paru (lihat bawah) menunjukkan pigmen ini dalam jumlah yang sangat banyak. Paru seharusnya dapat bergerak bebas di dalam cavitas pleuranya. Paru hanya melekat di hilum, tempat masuknya bronchus, Aa. Pulmonales, dan Vv. Pulmonales ke dalam paru dari Mediastinum. Seringkali, akibat dari inflamasi, pleura yang melapisi paru (Pleura visceralis) melekat dengan pleura serosa costa (Pleura costalis), Mediastinum (Pleura mediastinalis), atau diafragma (Pleura diaphrag- matica), yang kesemuanya membentuk Pleura parietalis. Saat ekspirasi, Pleura parietalis lebih besar daripada pleura visceralis dan melebihi batas-batas paru. Ruang maya, tempat paru dapat mengem- bang selama inspirasi dalam disebut Recessus pleurales Pleura. Selama respirasi, paru beradaptasi dengan bentuk dinding thorax dan diafragma. Paru mengembang dan mengecil seiring dengan paru masuk dan keluar recessus. Oleh sebab itu, perlekatan Pleura parietalis pada Pleura visceralis membatasi fungsi paru. [show more]
Social Equity and
Public Administration
Origins, Developments,
and Applications
Social Equity and
Public Administration
Origins, Developments,
and Applications
Social Equity and Public Administration Origins, Developments, and ApplicationsSocial Equity and Public Administration Origins, Developments, and Applications